Monday, February 23, 2015

Temukan Aku dalam Tidurmu


Kelopak mata ini serasa memikul beban setengah dari satuan ton batu dan sudah tak kuat lagi aku menahannya. Kucoba membasuhnya dengan dengan literan air yang sempat membekukan kulit wajahku untuk seper sekian detik dan membuatku terjaga kembali dengan mata yang tidak lagi merah dan sayu.

Saat itu setelah malam melewati lebih dari paruh waktunya, kulihat jarum pendek sedang berupaya menjauhi angka dua , dan kawan lamanya sudah mendekati angka tujuh. Aku termangu di depan sebuah benda berwarna coklat muda berbentuk kotak dan memilik empat kaki yang kokoh diiringi oleh kabut putih bercampur cokelat yang sedang mencari celah untuk beranjak dari sisi atas benda itu. 

Dari situlah aku mencoba meraihmu seraya kugerakkan jiwa ini menuju ruang di mana kau rebahkan seluruh badan dan setengah sukmamu. Itulah kamu yang mungkin sedang berbaring dengan gerakan dada berirama naik turun seperti balon yang sedang di pompa dengan angin yang tidak merata. Kau menyambutku dengan suara desah nafas yang khas dan masih dengan mata terpejam tanpa sedikitpun memperhatikan senyum dan sapaan manisku. Aku ingin mencium bibirmu saat itu. Sekalai lagi aku hanya bisa memandangmu dengan detak jantung yang tak beraturan serasa penuh sesak dengan dorongan rasa rindu yang mendalam meskipun aku selalu memperhatikan gerak dan langkahmu hampir setiap waktu.

I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming

Jari ini menari untuk menyadarkan dari tidur lelapmu, sorry .. kali ini aku mengganggu mu kembali. Karena 7 hari sudah aku tidak menemani tidurmu. Saiyaaaang ... seharusnya kamu tahu , malam ini aku membawa ribuan rindu yang tertahan dan siap ku tumpahkan dengan segenap rasa dan cinta. Tapi seperti biasa , kau hanya memberikanku seper empat ruang dari ranjangmu. Bahkan kau menutupi semua badanmu dengan kain tebal itu sampai akupun tak dapat memandang wajah cantikmu. Kamu pun kembali tertidur dan bermimpi saat aku benar benar ingin menumpahkan seluruh rasa rinduku. Kembali rasa kantuk mengganggku dengan serangan yang bertubi tubi seakan tidak senang jika aku terus terjaga dan terbangun untuk keinginanku. 

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing

Gelap sudah pandangan ini, semua serasa hitam seperti malam yang tertawa sambil melecehkan aku saat kau sepak aku dari seperempat ranjangmu. Kelambu itu kau turunkan dan tak mampu lagi aku meraihmu. Sama sekali aku tak pernah tahu mimpi yang sedang hinggap di benakmu, semua teretutup oleh kelambu putih yang merengkuh seluruh sisi dari ranjang itu,  aku harus berusaha kembali untuk meraihmu. Ingin aku membuka paksa kelambu putih itu untuk segera berbaring kembali di sampingmu walau hanya seperempat dari ranjangmu. Saat itu kamu masih menggunakan seluruh pakaian tidurmu. 

Ku urungkan niatku dan tetap memperhatikanmu sambil berpikir sedang apa kamu di balik kelambu itu. Sama sekali aku tak pernah tahu apa yang sedang terjadi dengan tidur mu, mimpi itu telah membuatmu sama sekali lupa bahwa aku ada di dekatmu malam itu. Saiyaaangg.. kau tak pernah mau tahu seberapa besar aku merindukanmu.  

Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes
And thank God we're together
I just want to stay with you in this moment forever
Forever and ever

Terperanjat aku ketika melihat kain putih yang menjadi kelambu ranjangmu bergerak tanpa memberitahuku. Kain putih itu seperti sedang kau tendang dengan kaki kirimu, akupun bergeser sedikit untuk menghindarinya karena tepat di depan mukaku. Oh My God !!!, ternyata kau terbangun dan kemudian beranjak menuju ruangan yang juga menjadi bagian dari kamar tidurmu itu. Suara gemercik air kudengar dari arah ruangngan kecil itu, dan muncullah sosok bidadari cantik yang menghampiriku dengan senyum manis nan menggoda. Jantung ini berdetak kencang seirama dengan langkahmu yang semakin capat menghampiriku. Akhirnya kau peluk aku seraya berbisik, say.. aku merindukanmu. Nafasku terasa terhenti saat kau berbisik dan seluruh tanganku merinding, entah apa yang sedang terjadi.
   
Sudah tak bisa lagi terhitung seberapa banyak kata yang kemudian saling terlontar sebelum akhirnya kita bercumbu dan melepas semua rindu dan hasrat yang tiba tiba muncul bersamaan dengan kau berbisik di telingaku. Ritual suci penuh rasa itupun berjalan dengan insting kita yang masig masing tanpa ada perkataan selain desahan dan detak jantung yang saling berburu. kitapun menyudahinya dan kemudian tidur lelap dalam pelukan. 

I don't want to miss one smile
I don't want to miss one kiss
I just want to be with you
Right here with you, just like this
I just want to hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time 

Sunday, February 22, 2015

Siang Syahdu Bermalam Di Sebuah Pom Bensin

Selamat Pagiii.....
Greeting yang luar biasa itu mengejutkaku, aku lirik ke kiri ternyata ada sosok perempuan kasual di depan pintu dan masuk melalui pagar besi yang tidak pernah terkunci. Dengan terjepit xenia hitam penghuni lahan, akirnya perempuan itu berhasil melintas melalui celah diantaranya. Secara cekatan dia meraih tangan kananku dan menciumnya, rupanya ini sebuah kejutan yang dia bicarakan tadi malam dan benar jantung ini berdebar kencang seperti yang dia janjikan.
Pagi ini Lintang Ayu hendak menjemputku entah kemana, pagi buta bahkan mungkin diapun belum sempat mandi. Dihampirinya sebuh benda kotak berkaki empat dengan warna coklat muda yang cantik, dan dia duduk di kursi hitam yang biasa aku pergunakan untuk meletakkan HP yang sudah harus di isi ulang baterainya. Duduklah sosok perempuan kasual itu dengan pososi jauh dari kesan anggun. Obrolan ringan kami mulai, sepertia biasa dia selalu ingin membagikan beberapa potensi bisnis terbaru dengan penuh semangat dan ketulusan, minimal seperti itu yang aku tangkap dari setiap perbincangan. Sepertinya semua bisa menjadi komoditas dan menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasa. 

Segera setelah selesai pembicaraan itu, kuraih dompet kulit tebal, pun berwarna cokalt muda lengkap dengan kunci dan tombol alarm berwarna hitam. Kami beranjak menuju warung makan dan melanjudkan perjalanan, Lintang Ayu mengajakku kerumah seorang kawan. Suara Radio menemani kami. Seperti layakna pasangan baru, tidak jarang kami berciuman sepanjang jalan dan dia selalu mendekapku. Benar benar lebih dari sekedar kejutan, kubisikkan di telinga kanannya, "Lintang Ayu I love You So Much..."

Selebihnya pembaca dapat memprediksi apa yang terjadi pada hari ini,  Minimal kami melalui waktu penuh dengan keceriaan, kehangatan dan kasih sayang. Tak lama keadaan iitu berubah setelah malam hari kami memutuskan untuk pulang, aku mendapatkannya tidur di dalam kotak sabun di tengah pom bensin. Sebuah masalah telah terjadi membuyarkan keceriaannya malam ini. Take Care Honey, aku berjaga untukmu malam ini hingga pagi.



 

Tuesday, February 17, 2015

Lintang Ayu, Kesibukanmu Acuhkan Diriku

Pasca pertemuan itu, kami selalu intens dalam komunikasi melalui Telepun dan Whatsapp, ternyata Lintang Ayu raja gombal. Beberapa kali aku terjebak dalam gula gula gombalnya, manis terasa walau aku sering menangkap bahwa diantara serangan gombalnya masih ada kebenaran yang membenarkan seluruh  gombalnya.

Kami berkencan untuk jalan dan berbagi cerita, mulai dari pekerjaannya dan beberapa beban yang aku tangkap menjadi salah satu penyebab aura abu abu ruam itu. Matanya selalu aku pandang dan aku berhasil membuat dia salah tingkah. Wajahnya Manis seperti manisnya gomballannya itu. Kurasa aku telah jatuh cinta, jatuh cinta pada perempuan cantik, manis, lincah dan militan. OMG dia berhasil membuat dada ini kembali berdetak setelah bertahun tahun beku tanpa pergerakan. 

Pada waktunya tiba, kami pasrah kepada kotak sabun beroda itu dan kemana arah kami dibawanya. Dia mulai memembimbingku untuk memegang tangannya, kuberanikan diri untuk mulai kecup jemarinya. Kami sedang dimabuk cinta. Aku mikmarti malam ini, karena esok hari aku pasti harus berhadapan dengan kesibukannya yang seolah mengacuhkanku. 

Wednesday, February 11, 2015

Lintang Ayu | Lintang Ayu Aku Memanggilmu.

Lintang Ayu, Nama yang tepat untukmu. Lintang Ayu


Kami bertemu dalam sebuah kegiatan diskusi, ketika itu dia hadir membawa warna senyum yang berbeda. Kemeja Panel kotak kotak yang dilapisi furing tengtop coklat dengan dua kancing terbuka, sama sekali jauh dari kesan sexy. Penampilan sederhana seperti kebanyakan orang, tapi aku dapat menangkap kesan yang sangat luar biasa. Gaya bahasa polos penuh keikhlasan dalam membagi apa yang dia punya. Nyaris dia membunuhku saat itu juga.

Kawan Kawan ....
Ini bukan soal cinta, tapi selera yang kemudian membawa cinta, jangan sampai ada gesekan diantara kita, biarkan aku mengambil posisi ini. ( semoga tanpa sengaja kalian menemukan tulisan ini dengan bantuan Google )
Kalian dapat membayangkan ketika dihadapkan dengan sosok perempuan cerdas, lincah dan militan dalam bidang pengabdiannya. Batapa aku terpesonanya.

Aku mulai meliriknya, walau ada sekat manusia diantara kami, sosok besar brewokan dan banyak bicara hahahaha tapi kemudian aku semakin bebas meliriknya. Aku berhasil membuatnya salah tingkah, walau aku tetap dengan gaya cuek dan pura pura tidak memperhatikan sambil sesekali memetikkan senar gitar akustik klasik cokelat muda. 

Saat itupun dia merasa grogi bahkan sering Salah dalam menuliskan materi pada papan putih ukuran 60 x 120 yang terikat ditembok dengan dua paku dan tali rafia. Kembali dia duduk dan diantara kami masih ada sekat manusia itu. Suasana menjadi cair kembali dan itulah momentum untuk mendapatkan no HP nya dalam aplikasi whatsapp. Suatu saat nanti Aku ingin memanggilmu dengan nama Lintang Ayu, dengan cara apapun aku ingin. 

Senyuman, semangat dan keceriaannya menutupi semua yg sedang berlaku dalam dirimya, tapi aku dapat merasakan ada hal aneh yang sering tersirat diantara keceriaannya itu. 

Lintang Ayu....
Pejamkanlah kedua bola matamu  perlahan dan hati hati.
aku ingin Dirimu singkapkan jendela hatimu, segera raih tanganku usaplah air matamu jika itu mampu melepaskan kepedihan hatimu. Aku ingin merasakan hangatnya jemari tanganmu.

Hasrat ini mendorong untuk mengenalnya lebih dekat, ketertarikanku semakin dalam dan terus menghantuiku untuk lebih mendekat dengan sosok perempuan yang penuh dengan aura ruam abu abu itu. Aku dapat merasakan beban yang sekarang ini sedang menekan kebebasannya, andai saja aku dapat membantumu wahai perempuan yang sedang mempesonaku. Ketika suatu saat nanti ketika aku utarakan hal ini dirimu pasti akan menjawab "aku hanya ingin berbagi, karena masalah ini hanya aku saja yang bisa mengurainya" ya, aku mengetahui pasti itu jawabnmu. 

Lintang Ayu...
jangan lagi kau sebut namaku jika aku tidak bisa membawamu dalam suasana hati yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Aku ingin kamu.