Wednesday, February 11, 2015

Lintang Ayu | Lintang Ayu Aku Memanggilmu.

Lintang Ayu, Nama yang tepat untukmu. Lintang Ayu


Kami bertemu dalam sebuah kegiatan diskusi, ketika itu dia hadir membawa warna senyum yang berbeda. Kemeja Panel kotak kotak yang dilapisi furing tengtop coklat dengan dua kancing terbuka, sama sekali jauh dari kesan sexy. Penampilan sederhana seperti kebanyakan orang, tapi aku dapat menangkap kesan yang sangat luar biasa. Gaya bahasa polos penuh keikhlasan dalam membagi apa yang dia punya. Nyaris dia membunuhku saat itu juga.

Kawan Kawan ....
Ini bukan soal cinta, tapi selera yang kemudian membawa cinta, jangan sampai ada gesekan diantara kita, biarkan aku mengambil posisi ini. ( semoga tanpa sengaja kalian menemukan tulisan ini dengan bantuan Google )
Kalian dapat membayangkan ketika dihadapkan dengan sosok perempuan cerdas, lincah dan militan dalam bidang pengabdiannya. Batapa aku terpesonanya.

Aku mulai meliriknya, walau ada sekat manusia diantara kami, sosok besar brewokan dan banyak bicara hahahaha tapi kemudian aku semakin bebas meliriknya. Aku berhasil membuatnya salah tingkah, walau aku tetap dengan gaya cuek dan pura pura tidak memperhatikan sambil sesekali memetikkan senar gitar akustik klasik cokelat muda. 

Saat itupun dia merasa grogi bahkan sering Salah dalam menuliskan materi pada papan putih ukuran 60 x 120 yang terikat ditembok dengan dua paku dan tali rafia. Kembali dia duduk dan diantara kami masih ada sekat manusia itu. Suasana menjadi cair kembali dan itulah momentum untuk mendapatkan no HP nya dalam aplikasi whatsapp. Suatu saat nanti Aku ingin memanggilmu dengan nama Lintang Ayu, dengan cara apapun aku ingin. 

Senyuman, semangat dan keceriaannya menutupi semua yg sedang berlaku dalam dirimya, tapi aku dapat merasakan ada hal aneh yang sering tersirat diantara keceriaannya itu. 

Lintang Ayu....
Pejamkanlah kedua bola matamu  perlahan dan hati hati.
aku ingin Dirimu singkapkan jendela hatimu, segera raih tanganku usaplah air matamu jika itu mampu melepaskan kepedihan hatimu. Aku ingin merasakan hangatnya jemari tanganmu.

Hasrat ini mendorong untuk mengenalnya lebih dekat, ketertarikanku semakin dalam dan terus menghantuiku untuk lebih mendekat dengan sosok perempuan yang penuh dengan aura ruam abu abu itu. Aku dapat merasakan beban yang sekarang ini sedang menekan kebebasannya, andai saja aku dapat membantumu wahai perempuan yang sedang mempesonaku. Ketika suatu saat nanti ketika aku utarakan hal ini dirimu pasti akan menjawab "aku hanya ingin berbagi, karena masalah ini hanya aku saja yang bisa mengurainya" ya, aku mengetahui pasti itu jawabnmu. 

Lintang Ayu...
jangan lagi kau sebut namaku jika aku tidak bisa membawamu dalam suasana hati yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Aku ingin kamu. 




















No comments:

Post a Comment