Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Saturday, September 17, 2011

Ketika Pagi Memanggil

Ketika Pagi Memanggil
oleh : Kiri Abis


Pagi itu Surya menampakkan senyuman
Dengan kesombongan dia manggil Rajawali
Untuk terbang keangkasa menuju ke timur
Sementara Sang Guru tetap ke arah barat mencari kebenaran

Rajawali pun pergi kearah timur
meninggalkan dua rajawali muda juga kekasih hatinya
yang nyaman didalam anyaman rumput kering
dan menempel diatas dahan kering dan rindang

Berbekal semangat yang sedikit goyah
Tiada lelah walau sedikit mengeluh
dengan sabar dan teliti dia mencari makan
seraya mengkais rizki yang tersisa kemarin

Wahai Sang Khalik...
Jangan dekatkan aku dengan badai angkasa itu
Aku takut dapat membutakan mata dan pikiranku
Sehingga dapat menggelapkan pengelihatan dan ingatanku
Akan jalan pulang dimana pasangan dan piyikku menunggu
Doa Rajawai di tengah kepakan sayapnya

Sang Guru dengan telepatinya berbisik
Dunia ini seperti air yang terlihat dari kejauhan
seakan menyejukkan ditengah panasnya padang pasir
saat senja menyambut ikuti arah angin
basuhlah muka, kulit kepala, tangan dan kakimu
dapatkan kebahagiaan dalam doa mu

Rajawali kembali kearah barat saat senja
takkan pernah lupa arah untuk pulang
dia selalu mengikuti arah angin kebenaran
membawa makanan yang lebih
juga senyum kabahagiaan.

Burung Rajawali Burung Rajawali Burung Rajawali

Thursday, July 28, 2011

Semakin "Gila' Aku Dibuatnya

Semakin hari aku rasakan semakin aku merasa "mabuk kepayang" dibuatnya. Begitu pandai dia membuat semua keadaan ku ini menjadi sangat nyaman, bahkan dia bisa membuat semuanya menjadi nyaman hanya dengan beberapa kata yang sering dia lontarkan kepadaku. Bahkan lebih nyaman dari apa yang aku rasakan saat aku sedang menjalin kasih dengan mantan pacarku yang 3 tahun lebih tua diatasku beberapa tahun yang lalu.

O iya aku belum bercerita kepada kalian tentang mantan pacarku saat aku masih SMU, Saya kelas III SMU waktu itu dan mantan pacarku sudah kuliah semester 5 di sebuah perguruan tinggi di kotaku. Baik aku akan bercerita sedikit, Sebut saja namanya Indah walaupun ada kemungkinan itu nama asli dia tapi pada cerita ini tetap aku bilang nama yang sudah disamarkan, Kami berpacaran sekitar 2 tahun lebih, dia dari keluarga berlatar belakang suku dan budaya Jawa. Aku panggil dia dengan panggilan sayang Het, yang jika di baca mundur artinya Teh atau panggilan untuk perempuan yang lebih tua dari kita dalam bahasa Sunda. Sampai kami putuspun dia belum tau maksud kata Het itu karena mirip dengan nama belakang dia.

Dia adalah perempuan yang pertama kali singgah di hatiku artinya aku benar benar jatuh cinta kepadanya. Walaupun memang dia bukan satu satunya perempuan yang pernah memacariku pada saat itu. Dari dialah saya banyak belajar bangaimana memperlakukan perempuan dengan baik, minimal menurutku dengan baik dan benar. Dari dia jugalah aku belajar untuk mendapatkan hati perempuan siapapun itu. Bahkan saya belajar berciuman juga dari dia ( aduh jadi malu ), benar dia lah perempuan yang pertama kali aku cium dan menciumku. Dia sangat dewasa, jelas jauh lebih dewasa dariku, dengan dialah aku berpacaran dengan sangat berbeda jika di bandingkan dengan beberapa perempuan yang pernah memacariku saat itu.

Minimal aku tidak menjadi tukang ojeg atau supir taksi setiap harinya, padahal jika dia memintaku pun aku akan dengan senang hati menurutinya kecuai jika ada jadwal ekstrakulikuler tentunya. Aku tidak perlu menjadi seperti babysister ataupun bodyguard, jelas karena dia lebih mandiri dari aku. Kami benar benar berpacaan nyaris tiada paksaan atau kekangan sama sekali. Benar benar situasi yang sangat membuat aku nyaman. Sampai akhirnya kami putus dengan sebab yang sama sekali tidak aku ketahui, keputusan sepihak menurutku, entah dia jatuh cinta dengan teman kerjanya atau memang ingin menyudahi hubungan kami. Dan ini kata terakhir darinya "Pap, Masa depan menantimu!". Dia suka memanggilku dengan sebutan Pap, dan sampai saat in pun aku juga tidak tau apa maksud kata itu. Beberapa waktu berlalu entah dari mana dia mendapatkan nomor HP ku dan kemudian kami bertemu di sebuah Mall, dia tampak kurus dan sudah menggendong anak.

Sekarang saya sudah bukan anak SMU lagi, minimal parameter kenyamanan pada saat ini sangat berbeda dengan waktu itu. Aku tidak bermaksud membandingkan antara dia dan Indah, tapi yang jelas dia lebih pandai mengkondisikan semua situasi menjadi sangat nyaman. Seperti yang sudah aku bilang di atas , bahkan dia sanggup mengkondisikan keadaan menjadi sangat nyaman hanya dengan beberpa kata. "Percayalah, semua akan baik baik saja" entah dari mana dia mendapatkan kata kata itu, yang jelas itu kalimat magic nya.

selama ini bersama dia aku selalu merasa mendapatkan lebih dari apa yang aku harapkan, itu juga salah satu yang membuat aku menjadi semakin "mabuk kepayang" dibuatnya. bahkan dia seribu kali lebih dewasa dari yang aku duga. Jadi dua kali sudah aku di buat "mampus di mabuk kepayang" oleh 2 perempuan yang lebih dewasa dari ku. Tapi kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya sampai sampai tidurpun otak ini masih sempat tertuju pada nya.

Tidak sedikit sebenarnya perempuan yang jatuh cinta atau sekedar ingin dekat dan memacariku entah apa yang di cari mereka dariku, tetapi hampir semua tidak dapat mengetahui kelamahanku itu. Hasilnya aku tolak mentah mentah ( wew maap terkesan sombong tapi kenyataan seperti itu ), kebanyakan mereka berfikir kecantikan wajah dan bentuk tubuhnya mampu memperdayaku ya itulah yang ada di pikiran para cewek Bahenol.

Kembali kepada dia, dia lebih dewasa dariku bukan dari segi umur, dari segi kejiwaan aku akui dia lebih matang dariku tapi kali ini aku harus bisa mengimbanginya dengan caraku sendiri. Dia menjadi dewasa karena proses hidup yang dia lalui lebih dinamis dibanding dengan ku yang hampir setiap hari berkutat pada rutinitas yang menguras otak dan pikiranku. Ya semakin aku "mabuk kepayang" dibuatnya "mampus di mabuk kepayang" dengan kenyamanan yang dia kondisikan untukku. Dia satu satunya perempuan yang paling bisa menaklukkanku, entah dari mana dia tahu kelemahanku. Dia yang paling bisa membuat perasaan ini bahagia, entah dari mana dia mandapatkan cara itu. Yang pasti aku telah memberikan seluruh cintaku untuknya.

Bukan maksud aku memuji secara berlebihan, memang yang aku ceritakan harus seperti itu. Buat kalian mungkin hanya cukup tau saja, bahwa saat ini aku sedang dalam kondisi dilanda cinta yang sangat akut. Bukan hanya sekedar "gila" aku dibuatnya tapi memang sudah "mampus" dibuatnya. Bagian ini tidak akan aku ceritakan semuanya, karena di dunia ini bukan hanya aku saja yang sedang di landa perasaan yang sama.

ini aku bagi SMS ku bebrapa menit sebelum aku menuliskan cerita ini :
Cintaku, sedang apa dirimu??
Inikah aku yang sedang kamu rindukan ??
bahkan aku tidak tahu malam ini kamu ada dimana??
bersama siapa ?
sedang sendirian atau ada seseorang yang menemanimu??
Tapi aku merasakan kamu sedang berada disisiku dalam pelukan hangatku.
ketahuilah aku sangat mencintaimu, merindukanmu, menginginkanmu,
selelu ingin bersamamu, jadikanlah aku seperti apa yang kita mau.






Tuesday, July 12, 2011

Tidur Nyenyak

Parah, kenapa jari ini enggan aku gerakkan untuk menekan tombol tombol hitam di bawah telapak tangan ini untuk sekedar menuliskan tugas reviewku. Entah badan ini butuh direbahkan diatas sofa lebar ku atau memang otakku yang sudah terbungkus oleh ribuan eksemplar cetakan tulisan tentang begitu cerdas dan mempesonanya dirinya.

Siang tadi menjadi hari yang sangat indah dan tak telupakan. Perkataanya membuatku melayang di tengah sabana gunung merbabu yang entah sudah berapa kali aku taklukkan. Tiada sempat lagi untuk mundur walau hanya selangkah. Malam ini juga aku ingin lari secepatnya untuk menghampirinya . Lari dengan telanjang kaki agar dia tau bahwa kakiku cukup kuat saat menantinya di lapangan bola itu. Aku ingin datang kepadanya malam ini. Aku ingin tinggal bersamanya sampai akhir perjalanan hidupku.

Semuanya setelah aku tahu ternyata pagar beton yang tinggi, tebal dan kuat itu sudah aku lompati aku berhasil menyusup di tengah ruang hatinya, setidaknya begitu kata dia siang tadi. Kami saling mencintai, ya kami saling mencintai.

Tapi malam ini sudah tiada lagi suara jangrik disini. Apalagi suara kepakan sayap burung Hook yang dulu sangat akrap di telingaku. Tapi aku tau jarum pendek sudah mendekati angka 3. Sudah cukup larut rupanya.

Selarut ini aku masih enggan menutup mata untuk sekedar tertidur dan bangun kembali dalam hitungan detik. Aku benar benar tidak ingin tertidur malam ini, malam ini teramat berarti untuk aku lewatkan, meskipuan aku benar benar tau dia sedang terbaring setangah sadar dalam tidur lelapnya. Sama sekali aku tidak ingin kehilangan sedikitpun atas dirinya dan semua tentangnya. Aku masih ingin tejaga untuk sekedar mendengar suara nafasnya walau hanya melalui telepun genggamku, karena memang aku belum tinggal bersamanya. Andai setiap malam aku bisa melihat senyum manisnya saat dia tertidur dan terlelap jauh dalam mimpi manisnya. Ingin aku menghabiskan seluruh waktuku untuk mendapatkan momen indah itu bersamaya.

Saat ini ingin aku membangunkannya, agar setidaknya dia tau bahwa aku merindukannya dan ingin berbaring bersamanya malam ini dengan sedikit kecupan dan pelukan hangat penuh cinta. Apa daya beberapa upayapun tak berhasil membuatnya terbangun, bahkan semakin larut dia dalam tidur nyenyaknya.
My Queen, I Love You.

Wednesday, July 6, 2011

Kurasa Seperti Itu

nyaris tiada tergambar lagi gores dari rautmu
seperti ratanya padang pasir tak berbukit
hilang semua gerak dinamismu
sempat membuatku iri atas kelakianku
hanya bau keringat yang masih ku ingat darimu
saat bersama rok dan sepatu putihmu kau tikung aku.


tiada lagi yang tersisa
bahkan gading retak dan belangpun tiada
hingga hari ini kau kejutkan aku dengan gaya sapamu
ternyata putih itu berubah menjadi berwarna


telah kau titiskan dirimu
seperti amoeba yang membelah dirinya
kali ini dengan cara yang sedikit berbeda
ya sekarang ku tau kamu


entah apa lagi yang terjadi atasmu
seperti batuan vulkanik merapi
penuh abu dan sisa awan panas mengganggu benakmu
nada suaramu pun semakin sopran kurasa
ya itulah dirimu sekarang


kau palemkan sendiri agar nampak tinggi dan kokoh
tapi tetap ku kurasa seperti bunga rumput yang mudah goyang
masih seperti itu pandainya menutupi dengan ribuan kiasan
sudah seasing itukah aku ???



Untuk My Queen :
Aduh CLBK nih

Perang Tulisan Puisi

Mak'e Endah :

Bersayap, tapi tak bisa terbang.

Bersuara indah, tapi hanya lantunkan kidung duka.

Penghuni sangkar emas hidup dengan setengah jiwa.

Hatinya senantiasa rindukan kebebasan.

Yoyo

Bukankah sahabat telah merdekakan mu,

wahai hamba sahaya ?

saat dia tak tahan melihat batu panas diatas dadamu

bukan hanya jejak cemeti di kedua pundakmu

dia melihat saat kau di pecah kulit mu dari 4 arah penjuru

wahai hamba sahaya...

bukankan sahabat itu sudah merdekakan kamu....

Sekarang kau sudah Merdeka...

berjalan dan temukan surgamu..

dengan panggilan yang kau ciptakan itu..

panggilan yang sempurna

itulah yang akan memanjangkan lehermu

mencahayakan wajahmu..

membedakan yang lain dengan dirimu...

Joxer

jariku belum bisa menari dan merajut nada dalam kata

jiwaku sedang diam, menimbun kerak di setiap sudutnya

hatiku masih enggan menjadi dirimu, menjadi dia, atau menjadi... mereka

nuraniku belum mau membuka gudang fabel fantasy

dan kubiarkan timbunan frasa membeku dalam jantung

hingga gerhana itu pergi..

dan sang bulan kembali pancarkan indah dan megahnya...

Yoyo

Ternyata kesedihan tak ampu memporak porandakan frase mu

bahkan diluar dugaanku sifat itu mempertajam pikirmu

Justru Logikamu mengingatkan aku pada Jean teman duetku

entah kemana telah lama hilang ditelan Salju

Sakit sedang dicabut Nikmat dan Dosa

Sabar dan pasrah seraya bisikkan namaNya

saat sembuh kembalilah nikmatnya

sangat pasti tertahanlah dosanya

Sakit bukan bukanlah penjara

walau seraja di balik pintunya

bukankan sahabat telah merdekakan mu,

wahai hamba sahaya ???

ambil dan ikuti langkahmu

keyakinan adalah jalan yang konon seperti emas berbuku

emas berbuku ??

yah ber bukubuku....

just do it!!

Merak, Gagak, dan Lebah



Gagak yang tak memiliki alat produksi...
Lapar dengan senyumnya yang lekat ....
Bahkan Frustasi dengan Matanya yang redup
memandang sang Merak yang menlenggang....

Merak ....
Pagi ini hanya buah kurma yang menemani sarapanmu....
Siang nanti tak lebih dari Wine Agggur menjadi minumanmu tatkala dahaga...
Sore nanti Madu menjadi makanan penutupmu....
dan daging daging Gagak menjadi makanan malammu ....

Merak begitu kuasa dirimu saat ini ....
bahkan Kerling bola matamu dapat mempengaruhi Sang Singa
Sombongnya dirimu melangkah dengan bulu yang mudah rontok itu....
dan kau hanya perlu buru bulu rontok itu untuk memperdaya Singa Bodoh mu....

Mak....

sudah lupakah kamu dengan Lebah yang memiliki alat produksi pembuat madu asli?
Lebah yang tetap miskin dan ter pinggir ?
Lebah yang hanya tinggal di pinggir kota?
Lebah yang bergelantung diantara pohon padi yang tak pernah kuning...
Lebah yang juga berjuang untuk koloninya?
mereka yang selalalu tak mampu menjual madunya....
mereka yang selalu dirampok oleh kacung kacung Sang Singa??

Seperti biasa awal bulan mei Gagak bertriak "Gak , Gak , Gak !!!"
suaranya tak kuasa bertarung dengan deru mesin dan penggiling baja...
bagi Merak itu hanya sebuah lantunan nada sumbang
sama sekali tak bermakna dan seperti bunyi pelor angin mainan anaknya....

dimana Lebah berada ??
tak taukah Gakak temanmu sedang sengsara ?
seperti kalian yang sedang terpuruk dan tak kuasa.
tidakkah kalian mempunyai keinginan yang sama ?

Gagak....
arahkan sayapmu untuk menghampiri sahabat Lebahmu ....
terbanglah kalian bersama diatas langit ...
petik segala yang menjadi ingin kalian...
jadikan kerajaan kalian...
hidupkan Singa kalian...
siram bulu bulu merak itu dengan detergen terpanas yang telah ada..
supaya Sang SInga tak lagi mampu diperdaya ....

/*
Tulisan ini aku buat pada tangal 24 April 2011
menyambut hari buruh 1 mei

silahkan di baca
dikomentari...
no opensip yak ....

*/

Surat terbuka untuk sahabat MARHAEN KU



assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarokatuh...
salam sejahtera sahabat marhaenku....


Siapa saya ?? kurasa sudah tidak penting lagi ...
tapi saya adalah salah satu "antek antek" Kaum Marhaen..


Dimana kampus saya ?? rasanya sudah tidak perlu lagi kau cari..
tapi yang jelas di dalam kandang banteng aku belajar mambaca..


apa warna darahku ?? sepertinya tak perlu lagi kalian robek dadaku ..
tapi sudah pasti darahku lebih merah dari darah mu...


masih perlukah saya berbicara tentang bangsa ini ??
semua orang di dunia ini pasti tau , kau lah yang lebih jago dari aku ..
tapi aku lebih tau darimu tentang betapa susahnya hidup rakyat ini...


kita yang dulu bersatu dan berjuang dalam satu barisan "ANTI KEMISKINAN"
tapi sekarang definisi rakyatpun kalian sudah lupa...


wahai sahabat marhaenku ....
telah kau keluarkan dirimu dari barisan ini ...


sementara aku masih bermandi peluh ...
sembari mengingat betapa merdunya kata katamu tahun '98 yang lalu..


"Bersatu Untuk Rakyat !!"

"Rakyat Bersatu, Takbisa DIkalahkan!!"

dan aku masih teringat Begitu indahnya lantunan lagumu ....

Bergerak dan bersatu ....

Menuju Indonesia Baru ...


wahai sahabat marhaenku ....
ku hampiri dirimu ,

tapi seolah kau telah lupa apa berapa liter darah yang telah kau tumpahkan waktu itu

"Udah bukan jaman gw lagi maaann.., hik ...."

mampus lu tersedak umpat dalam hatiku...

"sekarang tuh duit duit duit maaannn...., huuuueeeekkkkkss.."

mampus lu jackpotz ....

wahai sahabat marhaenku ....

mengapa hal hal dasar saja kau sudah lupa ....?

bagaimana aku bisa mengingatkanmu ?

"apa itu rakyat ??"

"apa itu masyarakat ??"

"apa itu negara ??""

"apa itu bangsa ??"

"apa itu ideologi ??"

tapi sekali lagi kau jawab...

"sekarang tuh duit duit duit maaannn...., huuuueeeekkkkkss.."

mampus lu jackpot lagi sumpah serapah dalam hatiku....


wahai sahabat marhaenku ...

aku tahu betapa nyamannya dirimu sekarang ini...

tapi kursi empuk dan kamar dingin itu telah membiusmu...

memang tidak adil rasanya jika aku menghakimimu...

aku hanya ingin kamu mengingat sedikit saja semangat perjuanganmu yang dulu


dengarkan wahai sahabat marhaenku...

hari ini 66 tahun yang lalu ...

sosok yang sangat kau gandrungi sedang berpidato di depan sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai

mengristalkan semangat persatuan bangsa

menjadikan bersatunya bangsa ...

menjabarkan api semangat marhaen

aku masih teringat kata katamu ...

"kelak suatu saat di peringatan hari lahirnya ideologi bangsa ini ...

"akan ku kobarkan seluruh api semangatku...

"akan ku guncangkan bangsa ini dengan kemajuan kaum ku....


tapi 13 tahun sudah berlalu ....

apa memang benar kursi empuk dan kamar dingin itu telah membiusmu...

wahai sahabat marhaenku ...

sekarang kau lihat para "keturunanmu"!!

lihat "anak anakmu" !!

sementara rakyat di rampas alat produksinya..

saat rakyat tak mampu lagi menjual komoditinya..

mereka masih sibuk menjadi kutu buku...

bahkan tak sedikit yang sedang asik "ber-onani" sepertimu..


wahai sahabat marhaenku...

sekarang kau sedang berbedak berbedak abu ...

sudah padamkah api itu ???

sudah mengentalkah darahmu ?

sedang di grogoti stroke kah dirimu ???

sekali lagi wahai sahabat marhaenku ..


hari ini 66 tahun yang lalu ...

sosok yang sangat kau gandrungi sedang berpidato di depan sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai

mengobarkan api semangat persatuan bangsa...

wassalam....

sahabatmu


ps:

ini tulisanku pada tanggal 31 Mei 2011, sebenarnya konsumsi pribadi karena tidak ada yang istimewa dari tulisan ini

tapi yasudah lah aku publikasikan, tidak ada editing, itu murni semalam yang lalu

karena teman teman banyak yang menerbitkan tulisan mantab mantab di hari lahirnya pancasila tahun ini

yah aku latah aja lah ....

Hii BUng !! Masih ingatkah dirimu ???

Peterpan Anak Asuhan Rembulan


Tulisan ini entah puisi atau bukan ya ??
yang jelas aku coba membalas puisi karya orang ,kurang jelas siapa yang membuatpertama kalinya, karena aku search banyak halaman yang menampilkan puisi tersebut di index google
judulnya :
Rembulan Menangis

puisinya silahkan search di google banyak yang menampilkan ouisi tersebut

eng ing eng ini dia balesanku

aku datangi tempat itu...
mencari dimanakah bulan yang menagis itu??
tiada satupun ku temui
bahkan bekas air matapun tiada.
hanya ada paterpan dan kawan kawannya
sedang bercanda riang diatas wanginya padang bunga
atau bulan itu sedang bersimpuh di pangkuan ibunya
tapi tetap saja bulan yang menangis itu tak pernah ada


Bulan yang hanya kau lihat dari kejauhan
masih terlihat dengan cahaya yang semu semu redup
ternyata bulan itu sedang berdiri degan kaki kakinya yang kuat
jalannyapun selalu berjingkat, tiada tanda kesedian


tapi mengapa bulan itu sedang berkata seolah dia sedang menagis ??
adakah kerisauan yang tiada ku tau ?
mungkin....


karena aku hanya melihat dari kejauhan.
atau memang pengelihatanku yang sudah menjadi rabun
tapi tidak kurasa, aku masih melihat seperti jelas.
sekarangpun masih jelas kulihat,
bulan itu sedang menari bersama paterpan.

Masih Ada Selisih Diantara Kita


Berikut adalah surat yang aku berikan kepada seorang teman ku. Latar belakang cerita tidak pernah aku ceritakan di blog ini. Semua biar menjadi rahasia kami berdua.

Dear Teman Baik ku....

Dan pertanyaanmu seolah olah baru kenal dengan ku ..
Berarti kau harus cari tau lebih banyak tentangku ..
HARUS !!!

Setelah itu baru aku mau lakukan "tumpahan hatimu"
Karena aku ga pernah mau dengan cara instan seperti itu
PROSES !!

Apa apaan kamu ?? Coba merayu ku ??
seperti seorang kakak dengan memberikan permen kepada adik kecilnya ??
TIDAK BISA !!!

Aku menolak ajakan mu bukan soal moral...
dan Sumpah aku lelaki normal ...
BUKAN MAHO !!

Aku menolakmu bukan karena kamu kurang Sexy
justru aku sangat terangsang dengan kesexyanmu ...
LIHAT !!!

AKu bukan kuda jantan yang liar..
yang bisa menaruh burung sembarangan ...
BUKAN GOMBAL !!!

Sex bukan masalah terangsang dan orgasme
Tapi seberapa banyak kau tau tentangku dan seberapa dalam cintamu
SEX <> TAKE and GIVE

AKu tidak mencintaimu dan Kamu pun pasti begitu
Maap aku telak menolak ajakan nikmatmu ....
MASIH ADA SELISIH DIANTARA KITA !!!

Semoga tidak ada yang terluka diantara kita

--

Dan runyamnya dia menjadi sangat marah padaku
marah besar malah
sumpah serapah muncul dari mulutnya
dua hari sudah aku tak bisa tertidur
semoga kami bisa saling mengiklaskan kejadian ini