Thursday, July 28, 2011

Semakin "Gila' Aku Dibuatnya

Semakin hari aku rasakan semakin aku merasa "mabuk kepayang" dibuatnya. Begitu pandai dia membuat semua keadaan ku ini menjadi sangat nyaman, bahkan dia bisa membuat semuanya menjadi nyaman hanya dengan beberapa kata yang sering dia lontarkan kepadaku. Bahkan lebih nyaman dari apa yang aku rasakan saat aku sedang menjalin kasih dengan mantan pacarku yang 3 tahun lebih tua diatasku beberapa tahun yang lalu.

O iya aku belum bercerita kepada kalian tentang mantan pacarku saat aku masih SMU, Saya kelas III SMU waktu itu dan mantan pacarku sudah kuliah semester 5 di sebuah perguruan tinggi di kotaku. Baik aku akan bercerita sedikit, Sebut saja namanya Indah walaupun ada kemungkinan itu nama asli dia tapi pada cerita ini tetap aku bilang nama yang sudah disamarkan, Kami berpacaran sekitar 2 tahun lebih, dia dari keluarga berlatar belakang suku dan budaya Jawa. Aku panggil dia dengan panggilan sayang Het, yang jika di baca mundur artinya Teh atau panggilan untuk perempuan yang lebih tua dari kita dalam bahasa Sunda. Sampai kami putuspun dia belum tau maksud kata Het itu karena mirip dengan nama belakang dia.

Dia adalah perempuan yang pertama kali singgah di hatiku artinya aku benar benar jatuh cinta kepadanya. Walaupun memang dia bukan satu satunya perempuan yang pernah memacariku pada saat itu. Dari dialah saya banyak belajar bangaimana memperlakukan perempuan dengan baik, minimal menurutku dengan baik dan benar. Dari dia jugalah aku belajar untuk mendapatkan hati perempuan siapapun itu. Bahkan saya belajar berciuman juga dari dia ( aduh jadi malu ), benar dia lah perempuan yang pertama kali aku cium dan menciumku. Dia sangat dewasa, jelas jauh lebih dewasa dariku, dengan dialah aku berpacaran dengan sangat berbeda jika di bandingkan dengan beberapa perempuan yang pernah memacariku saat itu.

Minimal aku tidak menjadi tukang ojeg atau supir taksi setiap harinya, padahal jika dia memintaku pun aku akan dengan senang hati menurutinya kecuai jika ada jadwal ekstrakulikuler tentunya. Aku tidak perlu menjadi seperti babysister ataupun bodyguard, jelas karena dia lebih mandiri dari aku. Kami benar benar berpacaan nyaris tiada paksaan atau kekangan sama sekali. Benar benar situasi yang sangat membuat aku nyaman. Sampai akhirnya kami putus dengan sebab yang sama sekali tidak aku ketahui, keputusan sepihak menurutku, entah dia jatuh cinta dengan teman kerjanya atau memang ingin menyudahi hubungan kami. Dan ini kata terakhir darinya "Pap, Masa depan menantimu!". Dia suka memanggilku dengan sebutan Pap, dan sampai saat in pun aku juga tidak tau apa maksud kata itu. Beberapa waktu berlalu entah dari mana dia mendapatkan nomor HP ku dan kemudian kami bertemu di sebuah Mall, dia tampak kurus dan sudah menggendong anak.

Sekarang saya sudah bukan anak SMU lagi, minimal parameter kenyamanan pada saat ini sangat berbeda dengan waktu itu. Aku tidak bermaksud membandingkan antara dia dan Indah, tapi yang jelas dia lebih pandai mengkondisikan semua situasi menjadi sangat nyaman. Seperti yang sudah aku bilang di atas , bahkan dia sanggup mengkondisikan keadaan menjadi sangat nyaman hanya dengan beberpa kata. "Percayalah, semua akan baik baik saja" entah dari mana dia mendapatkan kata kata itu, yang jelas itu kalimat magic nya.

selama ini bersama dia aku selalu merasa mendapatkan lebih dari apa yang aku harapkan, itu juga salah satu yang membuat aku menjadi semakin "mabuk kepayang" dibuatnya. bahkan dia seribu kali lebih dewasa dari yang aku duga. Jadi dua kali sudah aku di buat "mampus di mabuk kepayang" oleh 2 perempuan yang lebih dewasa dari ku. Tapi kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya sampai sampai tidurpun otak ini masih sempat tertuju pada nya.

Tidak sedikit sebenarnya perempuan yang jatuh cinta atau sekedar ingin dekat dan memacariku entah apa yang di cari mereka dariku, tetapi hampir semua tidak dapat mengetahui kelamahanku itu. Hasilnya aku tolak mentah mentah ( wew maap terkesan sombong tapi kenyataan seperti itu ), kebanyakan mereka berfikir kecantikan wajah dan bentuk tubuhnya mampu memperdayaku ya itulah yang ada di pikiran para cewek Bahenol.

Kembali kepada dia, dia lebih dewasa dariku bukan dari segi umur, dari segi kejiwaan aku akui dia lebih matang dariku tapi kali ini aku harus bisa mengimbanginya dengan caraku sendiri. Dia menjadi dewasa karena proses hidup yang dia lalui lebih dinamis dibanding dengan ku yang hampir setiap hari berkutat pada rutinitas yang menguras otak dan pikiranku. Ya semakin aku "mabuk kepayang" dibuatnya "mampus di mabuk kepayang" dengan kenyamanan yang dia kondisikan untukku. Dia satu satunya perempuan yang paling bisa menaklukkanku, entah dari mana dia tahu kelemahanku. Dia yang paling bisa membuat perasaan ini bahagia, entah dari mana dia mandapatkan cara itu. Yang pasti aku telah memberikan seluruh cintaku untuknya.

Bukan maksud aku memuji secara berlebihan, memang yang aku ceritakan harus seperti itu. Buat kalian mungkin hanya cukup tau saja, bahwa saat ini aku sedang dalam kondisi dilanda cinta yang sangat akut. Bukan hanya sekedar "gila" aku dibuatnya tapi memang sudah "mampus" dibuatnya. Bagian ini tidak akan aku ceritakan semuanya, karena di dunia ini bukan hanya aku saja yang sedang di landa perasaan yang sama.

ini aku bagi SMS ku bebrapa menit sebelum aku menuliskan cerita ini :
Cintaku, sedang apa dirimu??
Inikah aku yang sedang kamu rindukan ??
bahkan aku tidak tahu malam ini kamu ada dimana??
bersama siapa ?
sedang sendirian atau ada seseorang yang menemanimu??
Tapi aku merasakan kamu sedang berada disisiku dalam pelukan hangatku.
ketahuilah aku sangat mencintaimu, merindukanmu, menginginkanmu,
selelu ingin bersamamu, jadikanlah aku seperti apa yang kita mau.






Wednesday, July 20, 2011

Masalah yang Tertunda

Masalah itu telah membuatku tidak bisa tidur. Beberapa hal yang seharusnya aku selesaikan ternyata tertunda karena aku belum berani mengambil resiko yang sagat besar dalam hidupku. Pada sisi lain aku sangat ingin menyelesaikan dan mengklarifikasikan seluruhnya dengan segera dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya, tapi aku terlena dengan situasi yang sangat teramat nyaman untukku. Setiap kali aku ada kesempatan untuk menyelesaikannya selalu saja tertunda karena tidak ingin kehilangan kenyamanan itu. Aku sudah terlena dan enggan kehilangan kenyamanan yang telah dia berikan di tengah tengah kehidupanku sekarang.

Pahit memang aku rasakan, jutaan resiko yang bakalan aku hadapi membuatku takut untuk menyelesaikannya, takut akan kehilangan dirinya, takut kehilangan seluruhnya. Ego itu yang akhirnya membawaku semakin terjerembab dalam kesalahan dan kebodohan. Bukan tidak ada alasan sebenarnya aku tidak memberikan secara jelas dan nyata tentang apa yang melekat pada diriku. Ya sudah lah aku tidak ingin menyalahkan apapun dan siapapun dalam hal ini, semuanya murni kesalahan pribadi ku sendiri.

Dalam perjalanan masalah itu, suatu hari aku memutuskan untuk menyelesaikannya pada hari itu, toh kenyamanan yang dia berikan sudah terdepak oleh kebodohanku sendiri, hilang bersamaan dengan rasa bersalah yang tiada terbendung lagi. Tapi tetap saja tertunda karena tiada keberanian untuk mengakui kesalahanku, tidak berani kehilangan seluruh kenyamanan dalam bentuk apapun. Perhituganku terlalu jauh mungkin, tapi ego telah menghantarkanku untuk menunda menunda dan menunda.

Hingga suatu hari aku sudah tidak bisa menahan lagi dan akhirnya aku lakukan rencana itu, siap tidak siap aku harus menghadapi resiko terbesar sekalipun. Aku utarakan semua yang selama ini menjadi ganjalan sebesar batu gunung dalam kepalaku yang hanya sekecil ini. KArena kesempatan ini tidak akan mungkin datang lagi, atau aku Sudah tidak ada waktu lagi untuk menundanya, ini yang kan menjadi penentu apakah aku gagal atau berhasil dalam mewujudkan apa yang selama ini terwujud.

Aku tetap masih ingin mewujudkan apa yang selama ini gagal aku wujudkan. Tekad sudah bulat untuk segera menyelesaikan semuanya. Jika aku gagal minimal aku tahu bahwa aku benar benar gagal, jika aku berhasil seharusnya aku sudah bahagia bersamanya. Akupun menceritakan semua kepada dia yang selama ini selalu bertanya tanya. Satu persatu masalah aku ceritakan tanpa ada yang ditutupi lagi, hal ini membuatnya kaget dan mungkin terlampau kaget sehingga dia harus bereaksi yang cukup membuat nyali kelaki lakianku ciut seperti kerupuk terendam air.

Aku jelaskan semua alasan yang yang melatar belakangi semuanya. Alasan yang benar benar nyata dan memang seperti itu keadaanya. Aku bukan ingin mengecewakannya apalagi membuatnya merasa tidak nyaman dengan alasan yang aku berikan. Tapi memang aku harus jujur dan menyelesaikan masalah ini. Aku tau dengan pasti bahwa hal ini akan menimbulkan reaksi pada dirinya. Aku harus siap dengan setiap reaksi yang akan dia lakukan, dan tentunya aku akan tetap bertahan. Kemudian aku dapat merasakannya setiap reaksiya yang menurutku cukup keras, aku maklum karena itu sebuah konsekwensi logis yang sebenarnya memang sudah aku perhitungkan.

Memang aku tidak pernah membalas setiap reaksinya apa lagi merayuna untuk tidak melakuan reaksi yang membuat aku semakin merasa bersalah. Tugasku hanya mengakui semua kesalahan , memberikan alasan yang nyata dan sebenarnya, meminta maaf kemudian bertahan atas semua reaksinya dan menghadiapi setiap resiko baik yang sudah aku duga dan belum aku duga sama sekali.

Aku tidak bisa memaksanya untuk tidak marah, memaksanya untuk memaklumi apa lagi memaksanya untuk tidak menganggap ini menjadi sebuah masalah serius. Aku tau ada rasa kecewa dalam hatinya, tapi sekali lagi aku sangat beruntung ternyata dia seribu kali lipat lebih dewasa dari yang aku kira. Belum sempat aku minta maaf dan bertahan dia sudah memaafkanku, mengajakku untuk meninggalkan masalah yang sudah lewat itu, karena aku telah mengakui kesalahan yang aku perbuat. Terima Kasih Yaa Allaah...

Perasaan ini sangat plog karena aku sudah mengatakan semuanya dengan sebenar benarnya. Sungguh di luar dugaanku ternyata dia memaklumi atas semua yang aku lakukan, dia menerima alasan yang aku berikan, atau minimal seperti itu yang dia katakan kepadaku bahkan tanpa syarat apapun. Hati ini serasa terpukul dengan kebodohanku sendiri, terpukul dengan puluhan ton kesalahan sendiri. Bagai mana bisa aku melakukan itu diatas hatinya yang sangat mulia itu.

Oke taruh saja aku sudah tinggalkan kebodohanku itu, tapi timbul satu hal yang membuatku tidak bisa berhenti memutar otak. Dua hari sudah aku berfikir dan tidak pernah bisa terlelap dalam tidur. Aku sudah kehabisan pikiran dan dalam hitungan logika, aku tidak bisa menemukan alasan mengapa dia bisa memaafkanku dengan tanpa syarat apapun. Sungguh di luar dugaan dan perhitunganku. Bahka dia masih bisa mengatakan "semuanya akan baik baik saja" Oh My God!! Betapa bodohnya diri ini. Aku harus banyak belajar darinya atas kemuliaan hatinya yang selama ini aku ingin tahu dari mana asalnya. Jadi benar dugaanku selama ini, kecantikan wajahnya memang berasal dari dalam hatinya. Tidak salah ternyata aku menamainya dengan "My Queen".

Saturday, July 16, 2011

Aku Kehilanganmu Malam Ini

Malam ini, Malam Minggu 17 July 2011, Agendaku adalah tugas mendadak solidaritas perkawanan untuk mencari temanku sudah dua minggu yang lalu pamitan untuk berangkat ke Pulau Pari Kep. Seribu tapi sampai sekarang belum ada kabar. Tapi ceritaku kali ini bukan masalah temanku itu. Aku tuliskan cerita ini dalam benakku di pinggir Muara Tanjung Burung, masih segaris dengan Tanjung Pasir dan Tanjung Kait, kurang lebih 35 KM keutara dari tempat tinggal ku. Jika kita tarik garis lurus ke Timur sekitar 10 Km akan sampai di Pantai Ancol yang terkenal di Televisi itu.

Aku masih ingin bercerita untuk melanjutkan cerita cerita kami seperti biasanya. Hari ini aku sangat susah menemuinya walau hanya dalam telpun atau pun sekedar SMS. Sesibuk apapun dia aku bisa memakluminya. Karena hari ini mungkin banyak serangkaian ibadah dan kegiatan kegiatan kerohanian yang menyita waktu dan tenaganya. Hanya saja aku ingin mendiskusikan tentang tawaran yang aku dapatkan dari pihak luar tadi siang. Sempat sih aku menelpunnya tapi karena satu hal dan lain sebab telepun kami terputus, dan terpaksa aku harus menundanya. Hingga aku menuliskan cerita ini aku belum bisa menghubunginya sama sekali.

Ya sudah apa boleh buat, mungkin memang hari ini aku tidak bisa menemuinya dan atau untuk sekedar berbicara melalui telepun. Sebenarnya sekarang ini aku lagi sibuk berkoordinasi dan melakukan persiapan persiapan perahu untuk mengarungi laut sampai Pulau Pari tersebut. Perjalanan tidak terlalu jauh sih sebenarnya, hanya butuh waktu 3 - 4 jam sudah sampai pada tujuan. Tapi pikiranku masih saja tertuju pada sosok yang aku cintai, entah kemana dia dan mengapa sangat susah aku hubungi.

Angin serasa dingin menembus tulang melalui pori poriku, di tambah lagi tadi aku berkeringat karena aktifitas persiapan perahu itu, keringat yang begitu banyak menjadikan angin terasa lebih dingin, akhirnya aku kenakan kembali kaosku yang sempat aku lepas karena berkeringat. Aku keluarkan Telepun Genggamku dari tas pinggang kecil berwarna hitam pemberian teman ku, aku jadi tertawa kecil karena sebelum di berikan kepadaku biasanya tas kecil ini berisi pistol plus peluru, Dompet butut berwarna coklat, beberapa obat obatan aspirin obat sakit kepala yang berada pada tube berwarna label hijau tua dan beberapa fotto target operasi yang harus di kejar sampai dapat.

Mulai aku memainkan jariku pada telepun genggam batangan bahkan keypad nya yang sudah keras jika di pencet untuk menampilkan angka atau huruf di layar. Mulai muncul beberapa huruf yang menanyakan apakah dia sudah tertidur lelap, pesan aku kirimkan. Sambil menunggu balasan aku berharap dia belum tertidur. Tidak tahan rasanya seharian ini tanpa bertemu , berkomunikasi atau setidaknya bertegur sapa. Dia sudah memenuhi hatiku dan pikiranku dengan harapan yang kami bentuk sebagai cita cita kami. Karena aku ingin berbahagia bersamanya.

Perasaanku menjadi terombang ambing seperti perahu yang aku perhatikan sekitar 3 meter di depanku. Goyang kenanan aku semakin tak karuan ingin merengkuhnya dalam pelukan ku. Semakin kencang ombak pinggir pantai menerpa semakin aku merasa takut kehilanggannya. Ingin rasanya aku membatalkan keberangkatan ini dan memacu kendaraanku untuk sampai kerumahnya, entah berapa satuan waktu yang aku butuhkan untuk sampai kesana. Tapi aku harus menyelesaikan tugas itu.

Kembali aku cabut sebatang rokok putih yang terkadang membuat dada sedikit sesak dan tidak nyaman untuk aku konsumsi, terhisap sudah ribuan racun kedalam paru paruku. sepuluh menit dua puluh empat detik belum juga aku mendengar suara dering SMS ku, biasanya pasti ada dering dalam hitungan detik. "mungkinkah aku ini menjadi satu-satunya cinta yang terakhir kamu dan tak akan ada cinta yang kedua dan ketiga dan cinta lainnya." Sebuah lagu dari Mahadewi yang aku potong dengan MP3 Cutter, itu lah dering SMS yang aku pasang kemarin malam. Semakin kacau saja perasaanku, sudah sekian menit pesanku tidak dibalas olehnya. Aku harap dia benar benar sudah tertidur seperti dugaanku sebelumnya dan aku harap dia tidak sedang sakit karena kemarin kami berbincang nampak dia sedikit batuk. Dan aku berharap dia tidak sedang melupakanku, mengacuhkan aku atau pergi menjauhi ku.

Masih aku lihat sekeliling Muara sedikit gelap karena hanya ada cahaya petromak, nampak dari kejauhan lampu lampu perahu milik nelayan pancing yang terlihat sangat kecil. Semakin pendek saja rokok di tangan kiri ku, kembali aku masukkan puluhan ribu racun kedalam paru paru ini. Dalam benakku semakin kacau karena aku merasa seperti kehilangannya malam ini.

Hari ini menjadi hari yang sangat tidak nyaman karena tiada kehadirannya. Aku seperti kehilanggan nya malam ini seperti lima tahun yang lalu aku kehilanggan jejaknya. Kembali aku cabut sebuah benda bulat panjang berwarna putih dari kotak berwarna hitan yang sudah usang karena hampir setahun aku menggunakannya sebagai tempat benda itu. Saatnya kriket hitamku melakukan tugas nya kembali, buuuffttt..... asap putih kecoklatan nampak jelas di mataku di terangi cahaya lampu petromak yang sedikit redup karna belum aku pompa kembali.

"Caiyaaaanngg.... kamu dimana??, Sedang apa??" dan sederet pertanyaan lainnya muncul didalam benakku silih berganti tidak beraturan. Timbul dan kemudian tenggelam lagi seperti hembusan angin malam yang kadang semakin kencang dan hilang tanpa memberitahu sebelumnya. Tapi akhirnya sederet pertanyaan itu terdepak oleh rasa percayaku kepadanya. Dia pasti sedang memimpikanku dalam tidur lelapnya. Sabuah kalimat yang membuatku dedikit tenang dengan perasaan percaya yang sangat dalam.

Tiga puluh menit empat belas detik tiada sekalipun dering SMS berbunyi. Aku benar benar seperti kehilanggannya malam ini. Sedih karena aku harus membayangkan berada di pulau dengan jarak 3 -4 jam dalam kecepatan mesin disel 50 PK yang pastinya tanpa ada kontak dengannya. Disana seperti biasanya tidak pernah ada satu bar pun signal dari penyedia jasa telekomunikasi manapun.

Aku hanya bisa memendam perasaan ini sambil menunggku semuanya rapi sebelum jam 3 pagi. Kulit ini serasa merinding karena angin malam sudah semakin dingin dan aku harus meraih jaket hitam ku untuk aku kenakan diatas badan yang 7 kg sudah kelebihan berat dalam sekala normal.

Ingin sekali malam ini aku berduaan dengan nya sambil berbincang tentang cita cita kami dan sesekali memeluk atau mencium keningnya dengan perasaan cinta yang mendalam. Malam ini aku aku sangat takut kehilanggannya.

Kembali aku ber pura pura menyibukkan diri dengan memegang tali tambang yang aku tarik tarik, entah apa yang aku perbuat rasanya semua gerak gerikku sudah menjadi salah tingkah. Aku berfikir tidak mungkin aku pergi kepulau itu dengan kondisi hati dan pikiran seperti ini. Aku tidak mau menjadi beban temen teman ku sendiri. Andai aku bisa membuat alasan untuk tidak mengikuti rombongan menuju pulau itu.

Haaacchhiiimm... Bersin entah dari arah mana datangnya dan tiba tiba menyerangku bertubi tubi membabi buta tanpa ampun. Dalam hitungan menit segelas jahe susu manis panas menghampiriku dan aku mulai menimumnya. Sedikit membuatku hangat dan mengusir bersin untuk sementara. Tiba tiba badan ini sedikit menggigil kedinginan dan badan mulai panas sepertinya kepala juga sedikit pusing. Aku beranjak dari tempatku untuk menjauhi bibir muara yang memang sangat dingin kurasa. Sekian langkah aku berhenti, ku bentangkan sebuah matras biru kembali duduk dengan sebatatang rokok yang hampir habis di tangan kiriku. Sekitar 8 meter sudah aku menjauh dari bibir muara berarti 11 meter dari posisi perahu itu. Semakin panas dua jari kiriku dan akhirnya kulepas rokok itu dengan sedikit melemparnya kedepan. Kurebahkan badan dan kusilangkan kedua tangan di belakang kepala sebagai bantalku.

Kembali aku memikirkannya sambil melihat lagit keatas dan muka ini tidak bisa berbohong lagi di depan teman temanku. Satu temanku menghampiri dan berkata "Sob, kenapa lu kaga bilang kalau lagi sakit?" aku jawab seadanya dengan sedikit basa basi yang tidak dapat diterima sebagai gambaran apa yang sedang aku alami. Sambil meninggalkanku dia tertawa dan berkata keras "Sakit Jiwa!!!" aku tahu maksud perkataannya. Memang muka ini tidak bisa berbohong lagi di depan taman taman ku.

Jam dua pagi lewat lima menit aku lihat waktu di telepun genggamku. Nampaknya semua sudah rapi dan siap berangkat, aku perhatikan mereka sedang kasak kusuk entah membicarakan apa aku kurang jelas. "Sob, lu kaga usah ikut ye" kembali dengan logat betawi berkata dengan pelan pelan takut menyinggung perasaanku. Aku jawab kembali dan lagi lagi tidak bisa di terima dengan alasan aku kurang sehat.

Akhir nya aku hanya bisa berpartisipasi dalam upaya mencari temanku yang entah dimana sekarang. Aku letakkan 7 lembar uang kertas berwarna biru tua dan 5 bungkus rokok yang sedianya akan aku gunakan untuk bekal perjalanan. Kuhampiri kendaraan yang bisa aku gunakan dan kupacu melewati beberapa jalan berlubang penuh debu. Sampai akhirnya aku tiba di sebuah warteg yang masih ramai pembeli.

Aku memesan minuman panas kesukaanku, sebuah minuman panas berwarna coklat bening, berbau sangat khas dan manis bila terasa di lidahku, baru aku minum belum habis setengah kembali aku racuni paru paruku dengan asap putih kecoklatan. Dering SMS berbunyi aku harap dari dia yang aku tunggu sekian jam lamanya, ternyata kawanku yang mengabarkan bahwa perahu sudah berjalan menuju pulau itu. Kulanjutkan aktifitasku di warteg biru 24 jam itu.

Dan kahirnya terdengar suara lagu Mahadewi "mungkinkah aku ini menjadi satu-satunya cinta yang terakhir kamu dan tak akan ada cinta yang kedua dan ketiga dan cinta lainnya." walau hanya sms kosong tapi kali ini dari dia, 3 kali putaran sms berlangusng dan akhirnya aku telpun dia. Senagnya hati ini walau hanya bisa berbicara lewat telepun butut kesayanganku.

Kamipun berbincang seperti sudah 100 tahun tak bertemu, aku baru tahu ternyata seharian dia demam dan kecapaian karena harus mengunjungi beberpa saudaranya untuk mengantar sesuatu yang sifatnya tradisi. Kami berdua mengumbar ribuan kata cinta melalui telepun itu. Dia pun memintaku untuk segera pulang. Dan aku pulang. Selamat tidur kembali caiyang.......





Friday, July 15, 2011

Gusti Allaah Ora Sare

Seperti bisa kami mengawali dengan saling menanyakan kabar. Pembicaraanpun berlangsung, satu dua tiga kali putaran ternyata aku menangkap nuansa yang sedikit berbeda. Aneh dan lebih banyak terdiam tanpa aku tau sama sekali penyebabnya. Sapaan yang biasanya bernuansa ceria dan bahagia nyaris tak terlihat sama sekali, awan mendung kehitaman menutupi keceriaannya terbungkus sudah nuansa kebahagiaan itu. Aku tau saat dia sedang berusaha menutupinya dengan segudang kata dan gerak geriknya yang sama sekali tidak bisa menipuku. Aku tetap yakin bahwa hatinya sedang gundah, dadanya sedang sesak di penuhi perasaan perasaan yang semestinya sudah tidak ada ruang lagi didalam hatinya. Semestinya didalam hatinya hanya ada aku yang seharusnya selalu membuat dia bahagia.

Aku berupaya memancingnya dengan caraku sendiri yang sama sekali tanpa dia ketahui , tujuanku hanya ingin membuat dia berbicara sesuatu yang minimal bisa membuatku tahu apa yang sedang terjadi terjadi sehingga hatinya cukup berkecamuk. Supaya aku bisa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan untuk melegakan hatinya. Mulai aku menyusun kata kata dalam benakku dengan teliti selayaknya aku sedang membuat adonan roti special dengan resep resep yang sulit di tandingi. Sebenarnya bisa saja aku bertanya langsung kepadanya, pasti dia akan memberitahu kan segera saat itu juga, karna aku tau dia sangat jujur atau minimal seperti itu yang aku tahu. "Maafkan aku, bukan maksudku untuk memaksamu berbicara" guman dalam hatiku.

Tapi hari ini aku tidak ingin ada rasa manis yang hilang dari kebiasaan kami. Pembicaraan kembali aku mulai dengan canda khas dariku, satu dua kali putaran pembicaraan sama sekali belum terasa ada nya tanda bahwa dia mau mengatakan sesuatu itu. Aku sedikit menambah tensi pembicaraan, seperti orang mengendarai mobilnya dan menikung tiba tiba tanpa lampu sign yang pasti akan membuat orang di belakangnya terkejut bukan main. dan BINGO !!! tanda tanda itu muncul seraya dia berkata :
"Ini hari terakhir ya? Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu"
Oh My God !! pertanyaan kembali muncul dalam benakku, apakah dia sedang mengkhawatirkan sesuatu ?? sedangkan dia selalu menasehatiku bahwa semua akan baik baik saja. Semua akan tetap berjalan seperti selayaknya tidak ada hari terakhir seperti yang dia khawatirkan sekarang.

Biasanya dia yang selalu lebih optimis dengan segala kekurangan yang kami miliki. Apa yang terjadi dengannya malam tadi ?? Apakah kerinduannya kepadaku telah mengalahkan kerinduaku kepadanya?? Hanya Tuhan yang tau. Menurutku semalam kami berdua benar benar sedang di landa rindu yang sama sama akut nya sehingga tidak ada yang saling mengalahkan. Hanya saja hari ini dia sedang ingin membuatku lebih bahagia dari biasanya dengan menunjukkan rasa cintanya kepadaku menggunakan cara yang berbeda dari hari biasanya. Memang dia paling bisa membuatku bahagia.

Pembicaraan yang semakin intens terjadi diantara kami, aku jadi teringat awal awal pertemuan kami kembali setelah sekian tahun kami di pisahkan oleh urusan kami masing masing. Semakin lembut aku rasakan berbicaraannya, dia ingin menunjukkan bahwa dia sedang berbicara dengan sangat serius. Aku ikuti iramanya karena memang dirinya sedang mengendalikan tempo pembicaraan kami. Aku simak seluruh ucapannya dengan seksama. "Apakah Kamu benar benar ingin hidup bersamaku selamanya?". Pertanyaan muncul dari ucapannya , yang seharusnya akulah yang bertanya seperti itu. Keseriusan pembicaraan itu muncul dan menenggelamkan nuansa kegundahan hatinya yang sebenarnya masih ada. Aku benar benar merasakan kegundahan itu di balik pembicaraan nya yang sangat serius. Aku sangat paham apa maksud pembicaraanya karena memang seperti itu yang aku inginkan selama ini.

"Banyak yang harus kita bicarakan dan masih panjang jalan yang harus kita tempuh" dia melanjutkan pembicaraannya setelah terdiam beberapa saat. Serius sekali pembicaraan kami hari ini, panjang dan tiada kata lelah untuk mendapatkan tujuan kami. Kami mempunyai sebuah itikat baik dalam hubungan ini. Keinginan yang sama untuk berlanjut pada hubungan yang lebih serius. Minimal seperti itu yang aku tangkap dari pembicaraan kami. Selanjutnya lain hari aku ingin menayakan ini kembali dalam kondisi yang benar benar rileks dan tiada kegundahan dalam hatinya. Aku ingin dia mengulang kembali perkataanya dalam kondisi dia yang benar benar nyaman.

Apa yang sedang dia khawatirkan atas hubungan ini sangat kontra produktif dengan perkataanya yang selalu dia ucapkan "Tenang, Semua akan baik baik saja". Apa yang dia khawatirkan ? apakah aku nampak kurang serius setelah sekian panjang proses yang kami lewati.

Terjawab sudah awan mendung kehitaman yang menutupi keceriaannya hari ini. Canda dan tawa aku kondisikan untuk menghilangkan sesak di dadanya, untuk memecahkan kegundahan hatinya sekaligus menenangkan pikirannya. Dan aku sangat bahagia telah berhasil membuatnya tertawa lepas terbahak bahak dan terlepas dari beban apapun. Luar biasa dia sudah bisa mengatakan "jalani saja seperti air mengalir" menurutku itu tanda bahwa dia sudah mulai rilek.

Sekarang kalian pasti mulai tau bahwa kami benar benar sedang dilanda cinta yang begitu dalam, penuh harapan dan cita cita. Mulai dari sekarang tidak ada alasan lagi buat kalian untuk tidak memberikan apresiasi nyata atas cerita cerita kami dengan banyak berdoa untuk kelanggengan kami.

Tuesday, July 12, 2011

Tidur Nyenyak

Parah, kenapa jari ini enggan aku gerakkan untuk menekan tombol tombol hitam di bawah telapak tangan ini untuk sekedar menuliskan tugas reviewku. Entah badan ini butuh direbahkan diatas sofa lebar ku atau memang otakku yang sudah terbungkus oleh ribuan eksemplar cetakan tulisan tentang begitu cerdas dan mempesonanya dirinya.

Siang tadi menjadi hari yang sangat indah dan tak telupakan. Perkataanya membuatku melayang di tengah sabana gunung merbabu yang entah sudah berapa kali aku taklukkan. Tiada sempat lagi untuk mundur walau hanya selangkah. Malam ini juga aku ingin lari secepatnya untuk menghampirinya . Lari dengan telanjang kaki agar dia tau bahwa kakiku cukup kuat saat menantinya di lapangan bola itu. Aku ingin datang kepadanya malam ini. Aku ingin tinggal bersamanya sampai akhir perjalanan hidupku.

Semuanya setelah aku tahu ternyata pagar beton yang tinggi, tebal dan kuat itu sudah aku lompati aku berhasil menyusup di tengah ruang hatinya, setidaknya begitu kata dia siang tadi. Kami saling mencintai, ya kami saling mencintai.

Tapi malam ini sudah tiada lagi suara jangrik disini. Apalagi suara kepakan sayap burung Hook yang dulu sangat akrap di telingaku. Tapi aku tau jarum pendek sudah mendekati angka 3. Sudah cukup larut rupanya.

Selarut ini aku masih enggan menutup mata untuk sekedar tertidur dan bangun kembali dalam hitungan detik. Aku benar benar tidak ingin tertidur malam ini, malam ini teramat berarti untuk aku lewatkan, meskipuan aku benar benar tau dia sedang terbaring setangah sadar dalam tidur lelapnya. Sama sekali aku tidak ingin kehilangan sedikitpun atas dirinya dan semua tentangnya. Aku masih ingin tejaga untuk sekedar mendengar suara nafasnya walau hanya melalui telepun genggamku, karena memang aku belum tinggal bersamanya. Andai setiap malam aku bisa melihat senyum manisnya saat dia tertidur dan terlelap jauh dalam mimpi manisnya. Ingin aku menghabiskan seluruh waktuku untuk mendapatkan momen indah itu bersamaya.

Saat ini ingin aku membangunkannya, agar setidaknya dia tau bahwa aku merindukannya dan ingin berbaring bersamanya malam ini dengan sedikit kecupan dan pelukan hangat penuh cinta. Apa daya beberapa upayapun tak berhasil membuatnya terbangun, bahkan semakin larut dia dalam tidur nyenyaknya.
My Queen, I Love You.

Monday, July 11, 2011

Hari Senin Macet Parah

Aku mulai perjalan menuju rumahku dengan beban yang sedikit terlepas. Peringatan dari majikan besar yang serasa menekan kepalaku dengan ratusan kilo pasir merah di dalam tumpukan puluhan tas punggung serdadu akhirnya berhasil aku tendang dengan kaki kaki kuatku. Bahkan 100% dari beban yang tadinya masih aku rasa terpikul di tengkuk belakangku seperti hilang seketika lenyap seiring dengan redanya hujan sore itu.

Kulangkahkan kakiku yang sudah setengah payah karena telah aku gunakan untuk menendang tumpukan beban itu menuju jalan yang sedikit lebar dan dipenuhi kotak kaleng yang bergerak cepat ditambah dengan suara yang membuat pekak telingaku. Aku lihat salah satu ada mempunyai lampu kuning yang menyala di atas bodi nya. Itulah dia yang aku tunggu sebuah taksi putih bernama E***es. Lambaian tangan membuat Taksi itu berhenti dan aku membuka pintunya yang berminyak bahkan sangat licin itu, ku sandarkan badanku di jog hitam bagian belakang. Wangi khas Air Fresh membuatku sedikit rilek dan meredakan gerahku.

"Antar saya pulang Bang" suara serakku terlontar seperti biasa tanpa banyak basa basi. Cilaka 12 baru 200 meter kotak kaleng ini bergerak melaju sudah terlihat di depan antrian lampu merah menghambat perjalannanku. Biasa jalan yang dari dulu hanya selebar itu tak kuasa lagi menampung ratusan kotak besi yang selalu berkembang biak setiap harinya. Terpaksa antri di urutan paling belakang, yah apa boleh buat.

"Bang buka kacanya, mulut saya asem" nada suaraku semakin sumbang, aku bakar sebatang rokok dengan kriket hitamku sambil meminum air mineral yang aku bawa bersamaan dengan tas punggung hitamku. Asap putih kecoklatan keluar mulut dan abu rokok berantakan mengenai kemeja hitam baruku, Oh My God, lubang barupun terbentuk di dekat saku.

Mulai aku dengan kebiasaan setiap pulang dari aktivitas rutin yang melelahkan, merunut lagi kejadian dari pagi sampai saat ini. Masih dengan sebatang rokok yang mengusir wangi penyegar udara yang menyelinap mencari tempat di depan hidungku. Semua kejadian masih jelas ku ingat karena memang masih segar pada sore ini. Sampai akhirnya aku membuka kembali semua pesan yang masuk dalam telepun genggangku yang memang juga berwarna hitam, bukan kebetulan aku adalah pencinta warna hitam.

Dari majikan besar ku baca, sambil tersenyum aku membaca ancamannya pukul 07:50 pagi tadi yang ternyata aku telah berhasil menendangnya. Dari Si Monyong sohib ku yang hanya sekedar bertanya posisi, seperti biasa dia selalu mengingatkanku jika ada panggilan mendadak dari majikan besar. Dari Si Tinggi yang selalu panik jika ada tugas mendadak. Semua ku baca ulang tanpa terkecuali dari seseorang yang berjani akan menjemputku di lapangan bola itu dengan pelukan. Kemudian kumatikan rokokku dan aku serius dengan pesan pesan pendek dalam kotak masukku. Sambil mengumbar senyum aku menoleh kekanan dan ternyata masih padat merayap sepertinya tiada harapan untuk segera sampai rumah sekedar melepas lelah dan mandi dengan air hangat dari pancuran kamar mandiku.

"Bang tutup kacanya, saya sudah selesai merokok" kali ini dengan suara yang sedikit merdu kurasa. Kubuka tas punggung hitamku, kemudian aku tarik sebuah kotak benda kecil berwarna hitam dengan puluhan tombol di dalamnya yang memang berwarna hitam dan kotak layar berwarna warni seperti TV kecil yang ada di dalam kamar ku. Kubaca ulang satu SMS itu, aku baca lagi dan berkali kali aku baca entah belasan atau puluhan kali aku baca hingga aku menghafalnya dan aku tutup kembali Telepun genggamku. Aku mulai memijat satu persatu tombol itu sambil berharap manjadi sebuah tulisan yang aku inginkan dan harus dia lah yang pertama kali membaca tulisan ini.

berikut penggalan isi pesan SMS itu, aku tulis dengan bahasaku tanpa mengurangi maksud dari pesan itu :
"........ Andai aku dapat memutar waktu kembali..... "
(sorry dengan alasan prifasi aku tidak bisa menampilkan semuanya, dan ini sebenarnya adalah pesan pribadi)

Saat itu sebenarnya perasaan gaduh , gundah, senang, sedih bercampur aduk berputar kencang seperti puting beliung yang beberapa hari yang lalu merobohkan pohon penghijauan di salah satu sudut kota ini. Mungkin buat kalian ini akan terkesan lebay, tapi memang seperti itu kenyataannya. Ya sudah aku tidak peduli dengan kesan kalian. Pikiranku tak kalah kencangnya berputar, mencari tahu apa sebenarnya maksud dari perkataannya. Lelah aku berfikir, aku tenggok lagi sebelah kanan ternyata masih padat merayap susul menyusul.

Akhirnya aku berfikir bahwa SMS yang tadi siang sudah sempat aku balas ini bukanlah SMS gombal, karena aku tahu dia tidak senang bergombal. Aku respek sekali dengan keinginan dia untuk memutar waktu kembali. Dan andai akupun bisa, aku juga tidak akan sebodoh itu untuk mencari keberadaanya pada waktu itu. Waktu seperti sumbu yang jika sudah terbakar tidak akan bisa kembali lagi seperti sedia kala. Tapi paling tidak kita masih bisa mengganti kan sumbu itu dengan sumbu yang baru, kita masih bisa mengatur dan mendapatkan kembali sumbu baru itu dalam posisi semula. Itulah keinginanku, karena aku ingin bahagia bersamanya.

Pada saat itu, Apakah waktu itu berjalan begitu cepat ? tidak kurasa, waktu berjalan wajar tanpa ada percepatan sama sekali. Hanya saja pergerakan yang luar biasa dinamis membuatku tidak menemukan keberadaannya. Keinginan yang sangat besar waktu itu dikalahkan oleh kompeni yang selalu saja menuntutku untuk membajak dan mencangkul lebih dalam seperti kerbau yang setiap harinya di cambuk untuk menyelesaikan bajaknya pada sebidang tanah. Entah mengapa waktu itu aku sangat yakin bisa menemukan kembali keberadaannya, hingga kabar itu memaksaku untuk menyimpan dalam dalam atas rasa dan keinginan itu.

Saat ini sudah tiada alasan lagi untuk memutar waktu kembali, yang ada hanya upaya mengatur kembali putaran waktu. Mensiasati putaran waktu yang tidak pernah akan menunggu, saya harus mengambil sumbu baru mengaturnya dan menjadikan semuanya menjadi perjalanan baru dan layak untuk di perjuangkan. Ya karena aku ingin bahagia bersaamanya. Saat ini aku harus lebih sering menutup mata dan meninta kepadaNya. Amin Ya Rob..... seperti katanya siang itu.

Sambil aku mengirimkan pesan kepadanya dan sedikit berkeluh kesah karena padatnya jalan yang benar benar membuat ku stres, lelah dan capai luar biasa aku masih tetap mengetikkan tulisan ini. Sendiri aku dalam Taksi ini ( Abang taksi tidak aku hitung ), membayangkan begitu bahagianya jika aku bersamanya. Senyum senyum kecil mulai muncul dari bibir tipis ku yang sedikit kehitaman karena nikotin dan panasnya busa filter rokok putih yang biasa aku hisap setiap harinya. Kulihat dari sepion tengah Abang Taksi ikut tersenyum melihat wajahku yang sedikit merona, Oh My God, aku tidak menemukan kata yang pas untuk menggambarkan seperti apa wajaku saat ini.

"Bang, sopir sudah jangan lihat lagi kearah mukaku" kenapa aku sedikit senewen ya?? Abang taksi kaget bukan kepalang dan dia melontarkan kata maafnya. Masih saja Padat Merayap, dua jam sudah aku di dalam taksi ini, tapi masih saja sampai disini. Apa lagi setelah aku baca SMS balasannya yang mengatakan dia sedang rebahan di atas kasur empuk sambil nonton TV dan memainkan Telepun genggamnya untuk membalas pesanku. Sepontan saja aku ingin turun dari taksi ini, memang kaki ini sudah cape ingin di luruskan, lapar, pingin buang air kecil karena AC taksi yang dingin dan aku sudah kebanyakan minum karena tanpa terasa air mineral ku sudah habis aku telan semuanya. Ku lihat sederet ruko mungkin mirip rest area di tengah jalan tol, ternyata tidak jauh lagi, dan argo menunjukkan angka 98.400 rupiah. Padahal pada posisi angka 50 ribuan biasanya kau sudah sampai rumah. Aku berhenti menulis, kurapikan semua seperti sedia kala dan aku turun dari taksi itu.

Saturday, July 9, 2011

Pertemuan Kembali

Mungkin tulisan ini sangat tidak menarik untuk kalian tapi aku sudah tidak peduli lagi dengan apa pun itu, yang jelas hal ini sangat berarti untuk ku. Hanya sebuah cerita yang sedang terjadi dari serangkaiaan perjalanan yang sedang aku jalani. Ya, antara aku dan dia.

Aku adalah lelaki biasa dari keluarga biasa biasa saja. Seperti layankanya anak anak yang lain, aku selalu suka bermain selepas sekolah, menyewa komik dan mengikuti ekstra kulikuler untuk sekedar bersenang senang dengan teman temanku. Praktis tidak ada yang istimewa sama sekali atas diriku. Hingga aku menjadi seperti sekarang ini, dengan kondisi yang sangat jauh dari keistimewaan apapun.

Dia adalah seorang perempuan yang sangat menarik, aku bertemu saat ada tugas proyek dari perusahaan di mana aku bekerja. Proyek di sebuah Kota di Pulau Jawa sekitar tahun 2006 yang lalu. Dia bekerja di sebuah kantor client kami, sebagai seorang ujung tombak di kantor tersebut. Beberapa kali aku bertemu dan aku tertarik dengan nya. Awalnya aku memang tertarik dengan kecantikan wajahnya. Masalah cantik memang cukup relatif, tapi setidaknya kecantikan wajahnya sesuai dengan selera idealku. Fotto ??? aku ada 3 buah fotto nya tapi maap tidak untuk di obral.

Bentuk tubuhnya biasa saja menurutku, bahkan aku tidak bisa melihat lekuk tubuhnya, walaupun kata beberapa orang hasil pendengaranku dia seksi dan memangundang setiap mata untuk meliriknya, tapi tidak begitu menurutku. Bagiku dia biasa saja dan polos seperti kebanyakan perempuan Indonesia, pakainnya sangat santun jauh dari kesan seksi, tapi ada sisi yang berbeda menurut pengelihatanku. Semakin menambah ketertarikanku.

Dari wajahnya yang sangat Indonesia sekali sangat menarikku untuk ingin mengetahui siapa namanya. Aku selalu perhatikan dengan serius dan akhirnya terpesona. Bukan oleh kecantikan justru terpesona dengan cara dia berbicara dengan nada rendah, santun dan penuh simpatik, cara dia melihat lingkungan sekitarnya tiada rasa acuh sedikitpun kurasa dan beberapa prilaku nya yang membuat aku sangat tertarik dengannya. Sungguh sangat luar biasa, cerdas dan mempesona.

Pada masa masa akhir tugasku dalam proyek itu, awalnya terbersit niat untuk mengajaknya berkenalan untuk sedikit berbincang dan ingin tau lebih banyak mengapa aku sangat tertarik kepadanya. Sukur sukur bisa mendapatkan kesempatan lebih dari hanya sekedar berkenalan, benar sekali saat itu aku benar benar lagi jomblo. Strategi dan taktik sudah dirancang dengan sedemikian rupa untuk mengajaknya berkenalan, tapi waktu itu project leader di panggil ke pusat koordinasi secara mendadak dan tiba tiba. Tertunda sudah misi ku untuk berkenalan dengan nya. Malaikat seolah berbisik "Tenang Gan!!, masih ada hari esok!!". Namun karena area yang cukup luas membuatku kehilangan momen itu. Sampai akhirnya aku pulang ke Kota asalku tanpa sempat kembali dan berkenalan dengan nya. Hilang sudah harapan itu.

Pulang di Kota asalku dengan membawa segudang pertanyaan dan rasa penasaran yang sangat akut. Wajah, senyuman dan cara dia berbicara bahkan segala hal yang berkaitan dengannya semua menjadi bayangan dalam khayalan ku, banyang yang begitau nyata dan berwarna. Hingga aku tersadar ternyata aku jatuh cinta dengan dia.

Seperti biasa rasa penasaran seolah menjadi momok yang sangat menggangguku, bukan hanya dalam sisi ini, bahkan sisi lain dalam kehidupan sehari hari. Rasa penasaran itu semakin parah akhirnya mendorong ku untuk berbuat nekat. Nekat ??? bukan nekat seperti yang sedang kalian pikirkan, aku benar benar dalam kondisi penasaran yang sangat akut. Hampir setiap bulan setelah gajian aku datangi kota di mana dia tinggal, dengan semangat menggebu aku jalan kesana, beberapa kali aku lakukan karena sangat ingin bertemu.

Hingga beberapa kali aku baru gagal menemuinya, ternyata aku tidak tau di mana dia tinggal aku hanya tau di mana dia bekerja dan itupun selalu tidak bertemu dengannya. Setelah beberapa kali, aku tersadar bahwa setiap aku pergi kesana pasti hari libur, itu tidak mungkin dia ada di kantor tempat dia bekerja. Seperti biasa aku hanya duduk di lapangan bola depan kantor itu seperti tukang tagih yang sedang menunggu targetnya. Setelah lelah melihat kanan kiri dan kendaraan yang lalu lalang aku segera tinggalkan tempat itu untuk berputar keliling kota sambil mencari target target kuliner yang ternyata tidak banyak di kota itu. Paling hanya ada Rawon dan Sate di kiri jalan dekat perempatan dan alun alun itu. Misi itupun gagal untuk kesekian kalinya. Tapi minimal kegagalan itu bisa membuatku hafal daerah tersebut, dan suatu saat aku akan mencarinya kembali.

Aku selalu pulang dengan kegagalan dan penasaran yang semakin akut. Hingga akhirnya aku kembali terlibat dalam proyek di tempat lain. Kesibukan proyek itu yang membatasi misi ku walau sedikit menghiburku selama hampir dua tahun hingga akhirnya tanpa sengaja aku mendengar kabar bahwa dia sudah menikah dengan orang lain. Hancur sudah hati ini seperti layaknya orang yang sedang patah hati. Selanjutnya aku hanya bisa menyimpan dalam dalam rasa itu di dalam hati yang paling dalam, jangan sampai ada sedikitpun yang terbuang. Hingga saat ini masih tersimpan rapi tiada seorangpun mengetahuinya termasuk dia.

Tahun demi tahun aku lalui dan banyak peristiwa pula yang aku lewati. Bulan Itu Tahun ini Menjadi sebuah kejutan tersendiri ketika ada kabar bahwa ada proyek gabungan, waw terbayang kembali atas apa yang aku lalui tahun itu. Harapan untuk bertemu dengan nya seolah muncul kembali dengan ada nya kabar tersebut.

Penggalian informasi aku lakukan secara berlahan dan terselubung seperti telik sandi, lirik kanan lirik kiri, kuping sana kuping sini dan dengan gerakan yang tanpa mencurigakan sama sekali. dan hasilnya aku menemukan dia. Perbincangan yang sangat intensif membuatku membongkar kembali apa yang sudah aku simpan rapi dalam hati hingga akhirnya muncul di permukaan.

Awalnya memang aku berpura pura bodoh dan tidak tahu, aku berbicara biasa saja tanpa terlihat sedang berbicara dengan perempuan yang aku cintai, sejuta grogi dan salah tingkah sudah aku tutup rapat rapat. Santai tanpa menimbulkan kecurigaan sama sekali, aku berusaha dengan memberikan tanda tanda bahwa selama ini aku masih suka padanya. Tanda demi tanda aku berikan tapi belum juga terbaca olehnya, sampai akhirnya aku bercerita terus terang bahwa aku pernah berniat untuk mengetahuinya lebih banyak dengan sering mengunjungi tempat kerjanya walau selalu gagal bertemu denganya.

Berganti hari semakin intens kami berbicara, ngobrol kadang haya sekedar bercerita kesana kemari. Sesekali dia bercerita tentang laki laki lain yang selalu membuatku cemburu setengah mati. Tidak jarang pula di terkesima dengan ceritaku terutama dengan mantan mantan pacarku yang kadang juga membuat dia emosi. Sampai suatu hari dia bercerita tentang hal yang sangat mengejutkan ku, yah dia bercerita keluarganya, anak dan suaminya. Mungkin ada satu hal yang tidak bisa aku ceritakan disini, karna aku sudah janji untuk tidak bercerita kepada siapapun tentang satu hal itu (maap). Silahkan kalian tebak sendiri saja cerita yang aku tidak mungkin beritakan kepada kalian.

Ternyata dia sudah membelah dirinya seperti amoeba, tapi kali ini dengan cara yang sedikit berbeda. Dia titiskan dirinya pada seorang anak laki laki yang riang cerdas dan dinamis. Dia seorang anak laki laki yang diharapkan akan menjadi seperti tanaman yang sangat harum yang bisa mengharumkan seluruh lingkungan dimana dia tumbuh dan berkembang. Mampu mengabarkan berita baik seperti seorang Nabi yang selalu berdakwah dengan semangat yang luar biasa. Dengan memiliki spirit yang mampu menjadi Api untuk membangkitkan kesadaran dari setiap orang yang mengenalnya. Aku suka sekali dengan nama anak laki lakinya.

Pada sisi lain perhatian dia kepada ku sungguh sangat diluar dugaanku, sangat dewasa dan keibuan kurasa. Polos dan ketulusanya benar benar aku rasakan, mulai hal sepele sampai hal hal yang setidaknya sedikit mendetail. Praktis membuat aku semakin jatuh hati dan tergila gila. Dengan kondisi ini membuat aku ingin berterus terang bahwa aku mencintainya dari dulu hingga sekarang.

Sedihnya aku rasakan ketika aku mendapat pukulan keras dari nya, dia mengajak ku berjanji untuk bersedia menjadi teman baiknya untuk selama lamanya. Dengan alasan dia takut jatuh cinta kepadaku. Oh My God !! padahal aku belum sempat berterus terang kepadanya tentang perasaanku ini. Aku menganggap ini adalah sebuah pertahanan dari pager baja yang tebal dan sulit untuk di tembus bahkan dengan api panas sekalipun. Dengan demikian dia telah menutup jalanku, mungkin karena dia tidak mau hubungan ini berlanjut, atau seperti apa aku kurang tau. Aku sudah tidak bisa menterka terka lagi apa maksudnya, hingga akhirnya aku meminta kepadanya untuk tidak menutup hatinya untukku. Ya itu adalah salah satu usahaku untuk mendapatkan citanya.

Berlanjut hari pada suatu ketika kenapa perasaan ini mengatakan bahwa dia sedang berpura pura tidak tahu jika aku mencintai, menyayangi dan menyukainya. Aku beranggapan bahwa ini lah saatnya mengatakan yang sejujurnya tentang perasaan ini, aku nyatakan cintaku kepadanya. Iya benar aku bilang "I Love You". Karena memeng cinta harus di nyatakan. Oh My God ternyata dia malu untuk mengatakannya, akhirnya dia menjawabnya melalui SMS, dia bilang kalau dia juga mencintaiku. Aku memakluminya, lain hari aku ingin sekali dia mengatakan langsung dari ucapannya dan akhirnya aku mendapatkannya. Dia sudah bersedia untuk mengucapkannya. Praktis membuat jantungku berdebar seperti saat aku meluncur dari air terjun dengan kano dan satu dayung saat aku bermain arung jeram itu.

itu adalah cerita hingga saat ini sebelum aku menuliskan cerita ini pada blog ini. Hingga terakhir malam ini kami masih intens berbicara dengannya. Ini aku share 1 SMS terakhir sebelum aku menuliskan cerita ini :

"Bersamamu adalah waktu yang sangat berarti untukku. Saat ini aku sedang mencari kesempatan untuk mewujudkan apa yang selama ini gagal aku wujudkan. Jika aku gagal lagi, minimal aku tau bahwa aku benar benar gagal. Jika aku berhasil maka aku akan segera tau bahwa aku akan bahagia bersamamu"

Itu sebuah niatan ku yang aku utarakan memang hanya sebuah SMS, tapi lain hari aku ingin mengucapkan langsung dari mulutku sendiri. mudah mudahan aku selalu optimis dengan niatan itu. Tidak Boleh gagal lagi.



Wednesday, July 6, 2011

Kurasa Seperti Itu

nyaris tiada tergambar lagi gores dari rautmu
seperti ratanya padang pasir tak berbukit
hilang semua gerak dinamismu
sempat membuatku iri atas kelakianku
hanya bau keringat yang masih ku ingat darimu
saat bersama rok dan sepatu putihmu kau tikung aku.


tiada lagi yang tersisa
bahkan gading retak dan belangpun tiada
hingga hari ini kau kejutkan aku dengan gaya sapamu
ternyata putih itu berubah menjadi berwarna


telah kau titiskan dirimu
seperti amoeba yang membelah dirinya
kali ini dengan cara yang sedikit berbeda
ya sekarang ku tau kamu


entah apa lagi yang terjadi atasmu
seperti batuan vulkanik merapi
penuh abu dan sisa awan panas mengganggu benakmu
nada suaramu pun semakin sopran kurasa
ya itulah dirimu sekarang


kau palemkan sendiri agar nampak tinggi dan kokoh
tapi tetap ku kurasa seperti bunga rumput yang mudah goyang
masih seperti itu pandainya menutupi dengan ribuan kiasan
sudah seasing itukah aku ???



Untuk My Queen :
Aduh CLBK nih

Perang Tulisan Puisi

Mak'e Endah :

Bersayap, tapi tak bisa terbang.

Bersuara indah, tapi hanya lantunkan kidung duka.

Penghuni sangkar emas hidup dengan setengah jiwa.

Hatinya senantiasa rindukan kebebasan.

Yoyo

Bukankah sahabat telah merdekakan mu,

wahai hamba sahaya ?

saat dia tak tahan melihat batu panas diatas dadamu

bukan hanya jejak cemeti di kedua pundakmu

dia melihat saat kau di pecah kulit mu dari 4 arah penjuru

wahai hamba sahaya...

bukankan sahabat itu sudah merdekakan kamu....

Sekarang kau sudah Merdeka...

berjalan dan temukan surgamu..

dengan panggilan yang kau ciptakan itu..

panggilan yang sempurna

itulah yang akan memanjangkan lehermu

mencahayakan wajahmu..

membedakan yang lain dengan dirimu...

Joxer

jariku belum bisa menari dan merajut nada dalam kata

jiwaku sedang diam, menimbun kerak di setiap sudutnya

hatiku masih enggan menjadi dirimu, menjadi dia, atau menjadi... mereka

nuraniku belum mau membuka gudang fabel fantasy

dan kubiarkan timbunan frasa membeku dalam jantung

hingga gerhana itu pergi..

dan sang bulan kembali pancarkan indah dan megahnya...

Yoyo

Ternyata kesedihan tak ampu memporak porandakan frase mu

bahkan diluar dugaanku sifat itu mempertajam pikirmu

Justru Logikamu mengingatkan aku pada Jean teman duetku

entah kemana telah lama hilang ditelan Salju

Sakit sedang dicabut Nikmat dan Dosa

Sabar dan pasrah seraya bisikkan namaNya

saat sembuh kembalilah nikmatnya

sangat pasti tertahanlah dosanya

Sakit bukan bukanlah penjara

walau seraja di balik pintunya

bukankan sahabat telah merdekakan mu,

wahai hamba sahaya ???

ambil dan ikuti langkahmu

keyakinan adalah jalan yang konon seperti emas berbuku

emas berbuku ??

yah ber bukubuku....

just do it!!

Merak, Gagak, dan Lebah



Gagak yang tak memiliki alat produksi...
Lapar dengan senyumnya yang lekat ....
Bahkan Frustasi dengan Matanya yang redup
memandang sang Merak yang menlenggang....

Merak ....
Pagi ini hanya buah kurma yang menemani sarapanmu....
Siang nanti tak lebih dari Wine Agggur menjadi minumanmu tatkala dahaga...
Sore nanti Madu menjadi makanan penutupmu....
dan daging daging Gagak menjadi makanan malammu ....

Merak begitu kuasa dirimu saat ini ....
bahkan Kerling bola matamu dapat mempengaruhi Sang Singa
Sombongnya dirimu melangkah dengan bulu yang mudah rontok itu....
dan kau hanya perlu buru bulu rontok itu untuk memperdaya Singa Bodoh mu....

Mak....

sudah lupakah kamu dengan Lebah yang memiliki alat produksi pembuat madu asli?
Lebah yang tetap miskin dan ter pinggir ?
Lebah yang hanya tinggal di pinggir kota?
Lebah yang bergelantung diantara pohon padi yang tak pernah kuning...
Lebah yang juga berjuang untuk koloninya?
mereka yang selalalu tak mampu menjual madunya....
mereka yang selalu dirampok oleh kacung kacung Sang Singa??

Seperti biasa awal bulan mei Gagak bertriak "Gak , Gak , Gak !!!"
suaranya tak kuasa bertarung dengan deru mesin dan penggiling baja...
bagi Merak itu hanya sebuah lantunan nada sumbang
sama sekali tak bermakna dan seperti bunyi pelor angin mainan anaknya....

dimana Lebah berada ??
tak taukah Gakak temanmu sedang sengsara ?
seperti kalian yang sedang terpuruk dan tak kuasa.
tidakkah kalian mempunyai keinginan yang sama ?

Gagak....
arahkan sayapmu untuk menghampiri sahabat Lebahmu ....
terbanglah kalian bersama diatas langit ...
petik segala yang menjadi ingin kalian...
jadikan kerajaan kalian...
hidupkan Singa kalian...
siram bulu bulu merak itu dengan detergen terpanas yang telah ada..
supaya Sang SInga tak lagi mampu diperdaya ....

/*
Tulisan ini aku buat pada tangal 24 April 2011
menyambut hari buruh 1 mei

silahkan di baca
dikomentari...
no opensip yak ....

*/

Surat terbuka untuk sahabat MARHAEN KU



assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarokatuh...
salam sejahtera sahabat marhaenku....


Siapa saya ?? kurasa sudah tidak penting lagi ...
tapi saya adalah salah satu "antek antek" Kaum Marhaen..


Dimana kampus saya ?? rasanya sudah tidak perlu lagi kau cari..
tapi yang jelas di dalam kandang banteng aku belajar mambaca..


apa warna darahku ?? sepertinya tak perlu lagi kalian robek dadaku ..
tapi sudah pasti darahku lebih merah dari darah mu...


masih perlukah saya berbicara tentang bangsa ini ??
semua orang di dunia ini pasti tau , kau lah yang lebih jago dari aku ..
tapi aku lebih tau darimu tentang betapa susahnya hidup rakyat ini...


kita yang dulu bersatu dan berjuang dalam satu barisan "ANTI KEMISKINAN"
tapi sekarang definisi rakyatpun kalian sudah lupa...


wahai sahabat marhaenku ....
telah kau keluarkan dirimu dari barisan ini ...


sementara aku masih bermandi peluh ...
sembari mengingat betapa merdunya kata katamu tahun '98 yang lalu..


"Bersatu Untuk Rakyat !!"

"Rakyat Bersatu, Takbisa DIkalahkan!!"

dan aku masih teringat Begitu indahnya lantunan lagumu ....

Bergerak dan bersatu ....

Menuju Indonesia Baru ...


wahai sahabat marhaenku ....
ku hampiri dirimu ,

tapi seolah kau telah lupa apa berapa liter darah yang telah kau tumpahkan waktu itu

"Udah bukan jaman gw lagi maaann.., hik ...."

mampus lu tersedak umpat dalam hatiku...

"sekarang tuh duit duit duit maaannn...., huuuueeeekkkkkss.."

mampus lu jackpotz ....

wahai sahabat marhaenku ....

mengapa hal hal dasar saja kau sudah lupa ....?

bagaimana aku bisa mengingatkanmu ?

"apa itu rakyat ??"

"apa itu masyarakat ??"

"apa itu negara ??""

"apa itu bangsa ??"

"apa itu ideologi ??"

tapi sekali lagi kau jawab...

"sekarang tuh duit duit duit maaannn...., huuuueeeekkkkkss.."

mampus lu jackpot lagi sumpah serapah dalam hatiku....


wahai sahabat marhaenku ...

aku tahu betapa nyamannya dirimu sekarang ini...

tapi kursi empuk dan kamar dingin itu telah membiusmu...

memang tidak adil rasanya jika aku menghakimimu...

aku hanya ingin kamu mengingat sedikit saja semangat perjuanganmu yang dulu


dengarkan wahai sahabat marhaenku...

hari ini 66 tahun yang lalu ...

sosok yang sangat kau gandrungi sedang berpidato di depan sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai

mengristalkan semangat persatuan bangsa

menjadikan bersatunya bangsa ...

menjabarkan api semangat marhaen

aku masih teringat kata katamu ...

"kelak suatu saat di peringatan hari lahirnya ideologi bangsa ini ...

"akan ku kobarkan seluruh api semangatku...

"akan ku guncangkan bangsa ini dengan kemajuan kaum ku....


tapi 13 tahun sudah berlalu ....

apa memang benar kursi empuk dan kamar dingin itu telah membiusmu...

wahai sahabat marhaenku ...

sekarang kau lihat para "keturunanmu"!!

lihat "anak anakmu" !!

sementara rakyat di rampas alat produksinya..

saat rakyat tak mampu lagi menjual komoditinya..

mereka masih sibuk menjadi kutu buku...

bahkan tak sedikit yang sedang asik "ber-onani" sepertimu..


wahai sahabat marhaenku...

sekarang kau sedang berbedak berbedak abu ...

sudah padamkah api itu ???

sudah mengentalkah darahmu ?

sedang di grogoti stroke kah dirimu ???

sekali lagi wahai sahabat marhaenku ..


hari ini 66 tahun yang lalu ...

sosok yang sangat kau gandrungi sedang berpidato di depan sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai

mengobarkan api semangat persatuan bangsa...

wassalam....

sahabatmu


ps:

ini tulisanku pada tanggal 31 Mei 2011, sebenarnya konsumsi pribadi karena tidak ada yang istimewa dari tulisan ini

tapi yasudah lah aku publikasikan, tidak ada editing, itu murni semalam yang lalu

karena teman teman banyak yang menerbitkan tulisan mantab mantab di hari lahirnya pancasila tahun ini

yah aku latah aja lah ....

Hii BUng !! Masih ingatkah dirimu ???

Peterpan Anak Asuhan Rembulan


Tulisan ini entah puisi atau bukan ya ??
yang jelas aku coba membalas puisi karya orang ,kurang jelas siapa yang membuatpertama kalinya, karena aku search banyak halaman yang menampilkan puisi tersebut di index google
judulnya :
Rembulan Menangis

puisinya silahkan search di google banyak yang menampilkan ouisi tersebut

eng ing eng ini dia balesanku

aku datangi tempat itu...
mencari dimanakah bulan yang menagis itu??
tiada satupun ku temui
bahkan bekas air matapun tiada.
hanya ada paterpan dan kawan kawannya
sedang bercanda riang diatas wanginya padang bunga
atau bulan itu sedang bersimpuh di pangkuan ibunya
tapi tetap saja bulan yang menangis itu tak pernah ada


Bulan yang hanya kau lihat dari kejauhan
masih terlihat dengan cahaya yang semu semu redup
ternyata bulan itu sedang berdiri degan kaki kakinya yang kuat
jalannyapun selalu berjingkat, tiada tanda kesedian


tapi mengapa bulan itu sedang berkata seolah dia sedang menagis ??
adakah kerisauan yang tiada ku tau ?
mungkin....


karena aku hanya melihat dari kejauhan.
atau memang pengelihatanku yang sudah menjadi rabun
tapi tidak kurasa, aku masih melihat seperti jelas.
sekarangpun masih jelas kulihat,
bulan itu sedang menari bersama paterpan.

Yuk yang mau pusing diskusi kemari

Coba ku publikasikan pemikiran ku yang berkecamuk saat awal awal aku berkelana , berpetualang , untuk menemukan teka teki malam yang selalu sengaja ku nanti kedatangannya.

Hati Bisa Di Beli dengan Harta
Harta pun bisa di beli dengan Hati


Hati juga bisa di beli dengan hati yang lain
Harta pun bisa di beli dengan harta yang lain juga


tak jarang orang korban hati nya untuk mendapatkan harta
tak sedikit pula rang korban harta nya untuk mendapatkan hati


banyak juga orang korban hati nya untuk mendapatkan hati yang lebih besar
sering juga juga orang korban harta untuk mendapatkan Harta yang lebih besar

Hati hatilah dengan Harta karena harta terbesar adalah hati



Mayat Tanpa Identitas

Dalam tulisan ini saya tidak menyuruh anda menjadi apa yang saya tuliskan. Jadilah diri anda sendiri, Cari identitas anda dengan cara anda sendiri.


Tulisan ini terinspirasi dari sang pencerah pada tulisannya tentang Teroris yang berjenggot. Singkatnya begini ada bebrapa ciri ciri teroris yang di gelembungkan oleh masyarakat ( hasil dari kontruksi oleh masyarakat ) menerangkan 3 ciri umum teroris , yaitu : Berjenggot, Bersurban dan Istri yang Bercadar.

hahahah rasanya ini lah salah satu “Modus Operandi” yang sengaja membuat masyarakat kita krisis dalam beridentitas dan berkebudayaan. hah ??? kok bisa ??? memang negri kita ini kaya dengan manusia yang krisis terhadap identitas dan kepribadian berbangsa dan berbudaya…, ck ck ck ck …. pengin pakai jilbab takut disangka istri teroris, pakai pakean seksi diperkosa orang (sukurin) , yang cowo mau pake jenggot takut di sangka teroris, ga pake jenggot atau berkumis doang takut di katakan kapir…(emang enak ??) hahhahah aneh saja manisia sekarang ini , ruang mencari identitas diri sudah semakin sempit dan terkurung oleh banyaknya stigma yang sengaja di bentuk oleh masyarakat ( baca : masyarakat penjajah ) bagaimana kita bisa berkepribadian dalam berbudaya , bagaimana kita bisa menjadikan diri kita berkreatif dan penuh inovasi untuk membangun potensi diri sendiri ?

Bagai mana kita bisa beridentitas ?? jawabnya adalah jadikan diri kita sebagai sosok manusia yang ber ideologi / manusia yang ideologis tentunya tidak mengkesampingkan bahwa akan ada nya pengaruh dari ideologi ideologi yang sudah berkembang sekarang ini, tapi juga tidak menafikkan bahwa kita mampu berbuat ideologis sesuai dengan ideologi yang kita punya sendiri. yaitu ideologi yang muncul dari dalam diri sendiri hasil dari Setiap perbuatan kita yang kita evaluasi dan membuahkan rencana perbuatan selanjutnya. lantas bolehkan kita berdieologi sedacara radikal tanpa melihat nilai nilai budaya dan kerarifan lokal yang ada dalam masyarakat?? tentunya itu pilihan kita untuk menentukan. secara pribadi aku memilih untuk tidak bertentangan dengan kebudayaan dan kearifan lokal yang sudah ada.

Lho kalo begitu kita masih belum bebas dari stigma yang di konstruk atau di bentuk oleh masayarakat dong ?? eiitt tunggu dulu … stigma masyarakat cenderung melakukan aksinya tanpa melihat kondisi seutuhnya, misal masyarakat cenderung membenci orang orang yang bertato karena dulu mantan Narapidana selalu bertatto , memang banyak dari kalangan kita yang membenci para mantan narapidana, sekarang kalo saya bertanya, para narapidana Tipikor pada bertato kah dalam badanya?? Para tahanan cabul nan eksibisonis yang menbuat Video Sex nya sendiri bertatokah mereka? Stigma cenderung subyektif dan kemudian dipropagandakan untuk kepentingan tertentu oleh pihak tertentu pula, nah lu maukan anda dimanfaatkan oeleh pihak tertentu itu ?? terserah pilihan kamlian saya tidak akan ikut campur.

Walaupun aku tidak bertato aku bisa bilang bahwa tato sekarang menjadi wajar karena sekarang ini sekarang ini tatto menjadi seni lukis di atas kanvas kulit yang menjadi nilai seni indah yang menpunyai komoditi cukup lumayan, walaupun dalam hati saya masih bertentangan. Sedangkan secara Budaya dan Kearifan lokal yang sudah kita warisi dari nilai nilai yang lurur bentukan oleh nenek moyang kita dan pasti sudah menjadi nilai yang tentu dapat di pertanggung jawabkan secara moral. maksud saya bukan hanya sesempit bertatto atau tidak bertatto tapi lebih luas lagi pada nilai nilai yang lain. silahkan anda merenung sendiri .....

saranku ya ..merdekakan diri kalian dah, untuk mencari identitas dan kepribadian diri sendiri jangan tergantung dengan materi yang ada diluar badanmu atau selamanya kalian tidak akan pernah merdeka untuk diri kalian sendiri.

Masih Ada Selisih Diantara Kita


Berikut adalah surat yang aku berikan kepada seorang teman ku. Latar belakang cerita tidak pernah aku ceritakan di blog ini. Semua biar menjadi rahasia kami berdua.

Dear Teman Baik ku....

Dan pertanyaanmu seolah olah baru kenal dengan ku ..
Berarti kau harus cari tau lebih banyak tentangku ..
HARUS !!!

Setelah itu baru aku mau lakukan "tumpahan hatimu"
Karena aku ga pernah mau dengan cara instan seperti itu
PROSES !!

Apa apaan kamu ?? Coba merayu ku ??
seperti seorang kakak dengan memberikan permen kepada adik kecilnya ??
TIDAK BISA !!!

Aku menolak ajakan mu bukan soal moral...
dan Sumpah aku lelaki normal ...
BUKAN MAHO !!

Aku menolakmu bukan karena kamu kurang Sexy
justru aku sangat terangsang dengan kesexyanmu ...
LIHAT !!!

AKu bukan kuda jantan yang liar..
yang bisa menaruh burung sembarangan ...
BUKAN GOMBAL !!!

Sex bukan masalah terangsang dan orgasme
Tapi seberapa banyak kau tau tentangku dan seberapa dalam cintamu
SEX <> TAKE and GIVE

AKu tidak mencintaimu dan Kamu pun pasti begitu
Maap aku telak menolak ajakan nikmatmu ....
MASIH ADA SELISIH DIANTARA KITA !!!

Semoga tidak ada yang terluka diantara kita

--

Dan runyamnya dia menjadi sangat marah padaku
marah besar malah
sumpah serapah muncul dari mulutnya
dua hari sudah aku tak bisa tertidur
semoga kami bisa saling mengiklaskan kejadian ini

Surat Terbuka Untuk Kawan Kawanku Yang Sedang Dilema


Aku menolak untuk membantumu bukan karna aku tidak sayang padamu
Perlu kau tau, Justru aku amat sangat sayang dan mencintaimu
SUATU HARI KAU AKAN MENGERTI







Dear Kawan Kawin Ku ..
Tulisan Surat Ini Fiksi Belaka , jika ada kesamaan terjadi karena Faktor ketidak senganjaan Saya

Mari kita beranjak pada kasus fiksi berikut :

Dalam sebuah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja, ada koreksi biaya untuk sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan dan bagjed dana penyedia kerja, akhir nya seleksi dengan berbagai kriteria harus dilakukan olah pihak yang perusahaan tersebut.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi 10 dari 57 pegawainya karena pihak penyedia pekerjaan hanya membutuhkan 47 personil saja.

Terjadilah seleksi dan menggugurkan 10 orang pegawai yang tidak memenuhi berbagai kriteria yang ada. Setelah terjadi seleksi akhir dan negosiasi gaji dari 47 personil yang masuk dalam kriteria tiba tiba dari penyedia kerja menginginkan kembali 57 personil tapi dengan dana tetap pada 47 personil.


AKhirnya di tawarkan solusi sebagai berikut :

dari ke 47 personil yang sudah mendapatkan kesepakatan gaji dari perusahaan tersebut mengeluarkan 3/25 * gaji hasil nego untukmanggaji 10 orang yang gugur dalam seleksi tersebut, misal :

JIka gaji yang di sepakati adalah 2.000.000 berarti harus di potong gajinya

3/25 x 2.000.000 = Rp. 240.000 ,-

kemudian akan menerima gaji = 2.000.000 - 240.000 = 1.760.000

JIka gaji yang di sepakati adalah 3.500.000 ber arti harus di potong gajinya

3/25 x 3.500.000 = Rp. 420.000 ,-

kemudian akan menerima gaji = 2.000.000 - 240.000 = 2.080.000

JIka gaji yang di sepakati adalah 4.500.000 ber arti harus di potong gajinya

3/25 x 4.500.000 = Rp. 540.000 ,-

kemudian akan menerima gaji = 2.000.000 - 240.000 = 3.960.000

Kemudian di kumpulkan dan di gunakan untuk mensubsidi / memberikan gaji dari 10 orang yang gugur tersebut.

Dengan ketentuan bahwa ke 10 orang tersebut tidak boleh menerima lebih dari gaji terendah yag di dapat seorang pegawai dari hasil negisoasi. Gaji terendah dari hasil negisiasi tersebut adalah 2.000.000 untuk menempati posisi Administrasi , Jadi 10 oersinil tersebut akan menerima gaji antara 1.500.000 - 1.600.000 tanpa melihat syarat apapun.

Apa yang akan anda pilih atara Setuju dan Tidak Setuju atas tawaran tersebut ? ? Dilema sudah pasti ada misalnya mereka harus menentukan pilihan anatara Kawan dan keluarga.

jika kasus fiksi tersebut terjadi pada saya saya akan memilih untuk Tidak Setuju / menolak.

dengan pertimbangan :

  • Dari sisi pegwai yang nota bene 57 personil tersebut adalah kawan satu TIM dan sudah saling paham potensi masing masing. Minimal ada 5 kondisi yang akan terjadi
  1. dengan mengumpulkan dana tersebut dan memberikan kepada 10 orang yang tidak lolos seleksi justru menambah beban moral dari 10 personil tersebut. karena mereka sudah kalah dalam seleksi dan kemudian mendapat uluran tangan dari teman teman nya , hal ini membuat mereka menjadi kalah untuk kedua kalinya.
  2. Beban moral yang sangat berat untuk 10 personil tersebut karena kawan kawan mereka juga mempunyai kebutuhan masing masing.
  3. mengkerdil kan 10 personil tersebut karena mereka berpotensi juga untuk mendapatkan yang lebih baik dari hanya sekedar 1.500.000 - 1.600.000
  4. Rentan terhadap kondisi persaingan yang tidak sportif dan tidak sehat karena masing masing dari 57 personil tersebut akan mencari posisi aman masing masing. Menyelamatkan diri masing masing.
  5. Kondisi yang sangat liberal akan terbentuk dengan sendirinya karena bebrapa 47 personil tersebut tidak menutup akan berbuat yang tidak terpuji entah lesan atau tertulis kepada 10 orang tersebut karena merasa telah memberikan subsidi gaji dan merasa menggaji atas 10 personil tersebut padahal hanya dengan Nilai 1.500.000 - 1.600.000

Tapi Sebaliknya Katakan Setuju jika memang bisa mensiasati kelima limanya dari kemungkinan minimal tersebut

  • Dari Sisi perusahaan yang sudah membuat kesepakat gaji kepada karyawanya
  1. Tidak mungkin rasanya untuk melakukan re negosiasi kembali karena sudah ada kesepakatan dari ke 2 belah pihak.
  2. Jika terjadi re negosiasi kembali ini justru akan menurunkan citra perusahaan (PT)

Saran dan usulan :

Jadilah Pemenang atas diri kita sendiri

Katakan yang senenarnya walau itu pahit