Friday, July 15, 2011

Gusti Allaah Ora Sare

Seperti bisa kami mengawali dengan saling menanyakan kabar. Pembicaraanpun berlangsung, satu dua tiga kali putaran ternyata aku menangkap nuansa yang sedikit berbeda. Aneh dan lebih banyak terdiam tanpa aku tau sama sekali penyebabnya. Sapaan yang biasanya bernuansa ceria dan bahagia nyaris tak terlihat sama sekali, awan mendung kehitaman menutupi keceriaannya terbungkus sudah nuansa kebahagiaan itu. Aku tau saat dia sedang berusaha menutupinya dengan segudang kata dan gerak geriknya yang sama sekali tidak bisa menipuku. Aku tetap yakin bahwa hatinya sedang gundah, dadanya sedang sesak di penuhi perasaan perasaan yang semestinya sudah tidak ada ruang lagi didalam hatinya. Semestinya didalam hatinya hanya ada aku yang seharusnya selalu membuat dia bahagia.

Aku berupaya memancingnya dengan caraku sendiri yang sama sekali tanpa dia ketahui , tujuanku hanya ingin membuat dia berbicara sesuatu yang minimal bisa membuatku tahu apa yang sedang terjadi terjadi sehingga hatinya cukup berkecamuk. Supaya aku bisa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan untuk melegakan hatinya. Mulai aku menyusun kata kata dalam benakku dengan teliti selayaknya aku sedang membuat adonan roti special dengan resep resep yang sulit di tandingi. Sebenarnya bisa saja aku bertanya langsung kepadanya, pasti dia akan memberitahu kan segera saat itu juga, karna aku tau dia sangat jujur atau minimal seperti itu yang aku tahu. "Maafkan aku, bukan maksudku untuk memaksamu berbicara" guman dalam hatiku.

Tapi hari ini aku tidak ingin ada rasa manis yang hilang dari kebiasaan kami. Pembicaraan kembali aku mulai dengan canda khas dariku, satu dua kali putaran pembicaraan sama sekali belum terasa ada nya tanda bahwa dia mau mengatakan sesuatu itu. Aku sedikit menambah tensi pembicaraan, seperti orang mengendarai mobilnya dan menikung tiba tiba tanpa lampu sign yang pasti akan membuat orang di belakangnya terkejut bukan main. dan BINGO !!! tanda tanda itu muncul seraya dia berkata :
"Ini hari terakhir ya? Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu"
Oh My God !! pertanyaan kembali muncul dalam benakku, apakah dia sedang mengkhawatirkan sesuatu ?? sedangkan dia selalu menasehatiku bahwa semua akan baik baik saja. Semua akan tetap berjalan seperti selayaknya tidak ada hari terakhir seperti yang dia khawatirkan sekarang.

Biasanya dia yang selalu lebih optimis dengan segala kekurangan yang kami miliki. Apa yang terjadi dengannya malam tadi ?? Apakah kerinduannya kepadaku telah mengalahkan kerinduaku kepadanya?? Hanya Tuhan yang tau. Menurutku semalam kami berdua benar benar sedang di landa rindu yang sama sama akut nya sehingga tidak ada yang saling mengalahkan. Hanya saja hari ini dia sedang ingin membuatku lebih bahagia dari biasanya dengan menunjukkan rasa cintanya kepadaku menggunakan cara yang berbeda dari hari biasanya. Memang dia paling bisa membuatku bahagia.

Pembicaraan yang semakin intens terjadi diantara kami, aku jadi teringat awal awal pertemuan kami kembali setelah sekian tahun kami di pisahkan oleh urusan kami masing masing. Semakin lembut aku rasakan berbicaraannya, dia ingin menunjukkan bahwa dia sedang berbicara dengan sangat serius. Aku ikuti iramanya karena memang dirinya sedang mengendalikan tempo pembicaraan kami. Aku simak seluruh ucapannya dengan seksama. "Apakah Kamu benar benar ingin hidup bersamaku selamanya?". Pertanyaan muncul dari ucapannya , yang seharusnya akulah yang bertanya seperti itu. Keseriusan pembicaraan itu muncul dan menenggelamkan nuansa kegundahan hatinya yang sebenarnya masih ada. Aku benar benar merasakan kegundahan itu di balik pembicaraan nya yang sangat serius. Aku sangat paham apa maksud pembicaraanya karena memang seperti itu yang aku inginkan selama ini.

"Banyak yang harus kita bicarakan dan masih panjang jalan yang harus kita tempuh" dia melanjutkan pembicaraannya setelah terdiam beberapa saat. Serius sekali pembicaraan kami hari ini, panjang dan tiada kata lelah untuk mendapatkan tujuan kami. Kami mempunyai sebuah itikat baik dalam hubungan ini. Keinginan yang sama untuk berlanjut pada hubungan yang lebih serius. Minimal seperti itu yang aku tangkap dari pembicaraan kami. Selanjutnya lain hari aku ingin menayakan ini kembali dalam kondisi yang benar benar rileks dan tiada kegundahan dalam hatinya. Aku ingin dia mengulang kembali perkataanya dalam kondisi dia yang benar benar nyaman.

Apa yang sedang dia khawatirkan atas hubungan ini sangat kontra produktif dengan perkataanya yang selalu dia ucapkan "Tenang, Semua akan baik baik saja". Apa yang dia khawatirkan ? apakah aku nampak kurang serius setelah sekian panjang proses yang kami lewati.

Terjawab sudah awan mendung kehitaman yang menutupi keceriaannya hari ini. Canda dan tawa aku kondisikan untuk menghilangkan sesak di dadanya, untuk memecahkan kegundahan hatinya sekaligus menenangkan pikirannya. Dan aku sangat bahagia telah berhasil membuatnya tertawa lepas terbahak bahak dan terlepas dari beban apapun. Luar biasa dia sudah bisa mengatakan "jalani saja seperti air mengalir" menurutku itu tanda bahwa dia sudah mulai rilek.

Sekarang kalian pasti mulai tau bahwa kami benar benar sedang dilanda cinta yang begitu dalam, penuh harapan dan cita cita. Mulai dari sekarang tidak ada alasan lagi buat kalian untuk tidak memberikan apresiasi nyata atas cerita cerita kami dengan banyak berdoa untuk kelanggengan kami.

No comments:

Post a Comment