Saturday, July 9, 2011

Pertemuan Kembali

Mungkin tulisan ini sangat tidak menarik untuk kalian tapi aku sudah tidak peduli lagi dengan apa pun itu, yang jelas hal ini sangat berarti untuk ku. Hanya sebuah cerita yang sedang terjadi dari serangkaiaan perjalanan yang sedang aku jalani. Ya, antara aku dan dia.

Aku adalah lelaki biasa dari keluarga biasa biasa saja. Seperti layankanya anak anak yang lain, aku selalu suka bermain selepas sekolah, menyewa komik dan mengikuti ekstra kulikuler untuk sekedar bersenang senang dengan teman temanku. Praktis tidak ada yang istimewa sama sekali atas diriku. Hingga aku menjadi seperti sekarang ini, dengan kondisi yang sangat jauh dari keistimewaan apapun.

Dia adalah seorang perempuan yang sangat menarik, aku bertemu saat ada tugas proyek dari perusahaan di mana aku bekerja. Proyek di sebuah Kota di Pulau Jawa sekitar tahun 2006 yang lalu. Dia bekerja di sebuah kantor client kami, sebagai seorang ujung tombak di kantor tersebut. Beberapa kali aku bertemu dan aku tertarik dengan nya. Awalnya aku memang tertarik dengan kecantikan wajahnya. Masalah cantik memang cukup relatif, tapi setidaknya kecantikan wajahnya sesuai dengan selera idealku. Fotto ??? aku ada 3 buah fotto nya tapi maap tidak untuk di obral.

Bentuk tubuhnya biasa saja menurutku, bahkan aku tidak bisa melihat lekuk tubuhnya, walaupun kata beberapa orang hasil pendengaranku dia seksi dan memangundang setiap mata untuk meliriknya, tapi tidak begitu menurutku. Bagiku dia biasa saja dan polos seperti kebanyakan perempuan Indonesia, pakainnya sangat santun jauh dari kesan seksi, tapi ada sisi yang berbeda menurut pengelihatanku. Semakin menambah ketertarikanku.

Dari wajahnya yang sangat Indonesia sekali sangat menarikku untuk ingin mengetahui siapa namanya. Aku selalu perhatikan dengan serius dan akhirnya terpesona. Bukan oleh kecantikan justru terpesona dengan cara dia berbicara dengan nada rendah, santun dan penuh simpatik, cara dia melihat lingkungan sekitarnya tiada rasa acuh sedikitpun kurasa dan beberapa prilaku nya yang membuat aku sangat tertarik dengannya. Sungguh sangat luar biasa, cerdas dan mempesona.

Pada masa masa akhir tugasku dalam proyek itu, awalnya terbersit niat untuk mengajaknya berkenalan untuk sedikit berbincang dan ingin tau lebih banyak mengapa aku sangat tertarik kepadanya. Sukur sukur bisa mendapatkan kesempatan lebih dari hanya sekedar berkenalan, benar sekali saat itu aku benar benar lagi jomblo. Strategi dan taktik sudah dirancang dengan sedemikian rupa untuk mengajaknya berkenalan, tapi waktu itu project leader di panggil ke pusat koordinasi secara mendadak dan tiba tiba. Tertunda sudah misi ku untuk berkenalan dengan nya. Malaikat seolah berbisik "Tenang Gan!!, masih ada hari esok!!". Namun karena area yang cukup luas membuatku kehilangan momen itu. Sampai akhirnya aku pulang ke Kota asalku tanpa sempat kembali dan berkenalan dengan nya. Hilang sudah harapan itu.

Pulang di Kota asalku dengan membawa segudang pertanyaan dan rasa penasaran yang sangat akut. Wajah, senyuman dan cara dia berbicara bahkan segala hal yang berkaitan dengannya semua menjadi bayangan dalam khayalan ku, banyang yang begitau nyata dan berwarna. Hingga aku tersadar ternyata aku jatuh cinta dengan dia.

Seperti biasa rasa penasaran seolah menjadi momok yang sangat menggangguku, bukan hanya dalam sisi ini, bahkan sisi lain dalam kehidupan sehari hari. Rasa penasaran itu semakin parah akhirnya mendorong ku untuk berbuat nekat. Nekat ??? bukan nekat seperti yang sedang kalian pikirkan, aku benar benar dalam kondisi penasaran yang sangat akut. Hampir setiap bulan setelah gajian aku datangi kota di mana dia tinggal, dengan semangat menggebu aku jalan kesana, beberapa kali aku lakukan karena sangat ingin bertemu.

Hingga beberapa kali aku baru gagal menemuinya, ternyata aku tidak tau di mana dia tinggal aku hanya tau di mana dia bekerja dan itupun selalu tidak bertemu dengannya. Setelah beberapa kali, aku tersadar bahwa setiap aku pergi kesana pasti hari libur, itu tidak mungkin dia ada di kantor tempat dia bekerja. Seperti biasa aku hanya duduk di lapangan bola depan kantor itu seperti tukang tagih yang sedang menunggu targetnya. Setelah lelah melihat kanan kiri dan kendaraan yang lalu lalang aku segera tinggalkan tempat itu untuk berputar keliling kota sambil mencari target target kuliner yang ternyata tidak banyak di kota itu. Paling hanya ada Rawon dan Sate di kiri jalan dekat perempatan dan alun alun itu. Misi itupun gagal untuk kesekian kalinya. Tapi minimal kegagalan itu bisa membuatku hafal daerah tersebut, dan suatu saat aku akan mencarinya kembali.

Aku selalu pulang dengan kegagalan dan penasaran yang semakin akut. Hingga akhirnya aku kembali terlibat dalam proyek di tempat lain. Kesibukan proyek itu yang membatasi misi ku walau sedikit menghiburku selama hampir dua tahun hingga akhirnya tanpa sengaja aku mendengar kabar bahwa dia sudah menikah dengan orang lain. Hancur sudah hati ini seperti layaknya orang yang sedang patah hati. Selanjutnya aku hanya bisa menyimpan dalam dalam rasa itu di dalam hati yang paling dalam, jangan sampai ada sedikitpun yang terbuang. Hingga saat ini masih tersimpan rapi tiada seorangpun mengetahuinya termasuk dia.

Tahun demi tahun aku lalui dan banyak peristiwa pula yang aku lewati. Bulan Itu Tahun ini Menjadi sebuah kejutan tersendiri ketika ada kabar bahwa ada proyek gabungan, waw terbayang kembali atas apa yang aku lalui tahun itu. Harapan untuk bertemu dengan nya seolah muncul kembali dengan ada nya kabar tersebut.

Penggalian informasi aku lakukan secara berlahan dan terselubung seperti telik sandi, lirik kanan lirik kiri, kuping sana kuping sini dan dengan gerakan yang tanpa mencurigakan sama sekali. dan hasilnya aku menemukan dia. Perbincangan yang sangat intensif membuatku membongkar kembali apa yang sudah aku simpan rapi dalam hati hingga akhirnya muncul di permukaan.

Awalnya memang aku berpura pura bodoh dan tidak tahu, aku berbicara biasa saja tanpa terlihat sedang berbicara dengan perempuan yang aku cintai, sejuta grogi dan salah tingkah sudah aku tutup rapat rapat. Santai tanpa menimbulkan kecurigaan sama sekali, aku berusaha dengan memberikan tanda tanda bahwa selama ini aku masih suka padanya. Tanda demi tanda aku berikan tapi belum juga terbaca olehnya, sampai akhirnya aku bercerita terus terang bahwa aku pernah berniat untuk mengetahuinya lebih banyak dengan sering mengunjungi tempat kerjanya walau selalu gagal bertemu denganya.

Berganti hari semakin intens kami berbicara, ngobrol kadang haya sekedar bercerita kesana kemari. Sesekali dia bercerita tentang laki laki lain yang selalu membuatku cemburu setengah mati. Tidak jarang pula di terkesima dengan ceritaku terutama dengan mantan mantan pacarku yang kadang juga membuat dia emosi. Sampai suatu hari dia bercerita tentang hal yang sangat mengejutkan ku, yah dia bercerita keluarganya, anak dan suaminya. Mungkin ada satu hal yang tidak bisa aku ceritakan disini, karna aku sudah janji untuk tidak bercerita kepada siapapun tentang satu hal itu (maap). Silahkan kalian tebak sendiri saja cerita yang aku tidak mungkin beritakan kepada kalian.

Ternyata dia sudah membelah dirinya seperti amoeba, tapi kali ini dengan cara yang sedikit berbeda. Dia titiskan dirinya pada seorang anak laki laki yang riang cerdas dan dinamis. Dia seorang anak laki laki yang diharapkan akan menjadi seperti tanaman yang sangat harum yang bisa mengharumkan seluruh lingkungan dimana dia tumbuh dan berkembang. Mampu mengabarkan berita baik seperti seorang Nabi yang selalu berdakwah dengan semangat yang luar biasa. Dengan memiliki spirit yang mampu menjadi Api untuk membangkitkan kesadaran dari setiap orang yang mengenalnya. Aku suka sekali dengan nama anak laki lakinya.

Pada sisi lain perhatian dia kepada ku sungguh sangat diluar dugaanku, sangat dewasa dan keibuan kurasa. Polos dan ketulusanya benar benar aku rasakan, mulai hal sepele sampai hal hal yang setidaknya sedikit mendetail. Praktis membuat aku semakin jatuh hati dan tergila gila. Dengan kondisi ini membuat aku ingin berterus terang bahwa aku mencintainya dari dulu hingga sekarang.

Sedihnya aku rasakan ketika aku mendapat pukulan keras dari nya, dia mengajak ku berjanji untuk bersedia menjadi teman baiknya untuk selama lamanya. Dengan alasan dia takut jatuh cinta kepadaku. Oh My God !! padahal aku belum sempat berterus terang kepadanya tentang perasaanku ini. Aku menganggap ini adalah sebuah pertahanan dari pager baja yang tebal dan sulit untuk di tembus bahkan dengan api panas sekalipun. Dengan demikian dia telah menutup jalanku, mungkin karena dia tidak mau hubungan ini berlanjut, atau seperti apa aku kurang tau. Aku sudah tidak bisa menterka terka lagi apa maksudnya, hingga akhirnya aku meminta kepadanya untuk tidak menutup hatinya untukku. Ya itu adalah salah satu usahaku untuk mendapatkan citanya.

Berlanjut hari pada suatu ketika kenapa perasaan ini mengatakan bahwa dia sedang berpura pura tidak tahu jika aku mencintai, menyayangi dan menyukainya. Aku beranggapan bahwa ini lah saatnya mengatakan yang sejujurnya tentang perasaan ini, aku nyatakan cintaku kepadanya. Iya benar aku bilang "I Love You". Karena memeng cinta harus di nyatakan. Oh My God ternyata dia malu untuk mengatakannya, akhirnya dia menjawabnya melalui SMS, dia bilang kalau dia juga mencintaiku. Aku memakluminya, lain hari aku ingin sekali dia mengatakan langsung dari ucapannya dan akhirnya aku mendapatkannya. Dia sudah bersedia untuk mengucapkannya. Praktis membuat jantungku berdebar seperti saat aku meluncur dari air terjun dengan kano dan satu dayung saat aku bermain arung jeram itu.

itu adalah cerita hingga saat ini sebelum aku menuliskan cerita ini pada blog ini. Hingga terakhir malam ini kami masih intens berbicara dengannya. Ini aku share 1 SMS terakhir sebelum aku menuliskan cerita ini :

"Bersamamu adalah waktu yang sangat berarti untukku. Saat ini aku sedang mencari kesempatan untuk mewujudkan apa yang selama ini gagal aku wujudkan. Jika aku gagal lagi, minimal aku tau bahwa aku benar benar gagal. Jika aku berhasil maka aku akan segera tau bahwa aku akan bahagia bersamamu"

Itu sebuah niatan ku yang aku utarakan memang hanya sebuah SMS, tapi lain hari aku ingin mengucapkan langsung dari mulutku sendiri. mudah mudahan aku selalu optimis dengan niatan itu. Tidak Boleh gagal lagi.



No comments:

Post a Comment