Thursday, April 30, 2015

Bicara cinta


I. Cemburu menggodaku
aneh seperti ada benda halus berjalan kesana kemari diatas permukaan hati ini, terasa risi, geli, perih, gatal dan sedikit sesak. hadir tiba tiba bersama an dengan Ujian terhadap kedewasaanku. Iya, ini soal hati....

Aku vonis diriku sedang dilanda cemburu, masih normal Karena harus bisa dibatasi dalam batasan ku sendiri. Cinta memang harus membebaskan tapi cemburu berhasil menggodaku. Harus aku kerahkan seluruh kesadaranku untuk membangkitkan rasa percaya yang lebih besar, jauh lebih besar dari rasa cemburu ini. Sehingga cemburu itu berubah menjadi kerdil jika disandingkan dengan percayaku. Mari kita lihat esok hari, mengalahkannya. 

II. Teripang Rindu
Sangat mengejutkan, ternyata justru kangenku mengalahkan cemburu itu. Harus kuakui situasi ini menjadi guruku. Bahwa cinta tidak boleh membelenggu, cinta harus tanpa syarat apapun dan harus terbungkus dalam rasa percaya tanpa batas. 

Lintang.... 
Aku sangat percaya padamu. 

Selamanya cinta tidak bisa berubah menjadi belenggu...
Selamanay Cinta tidak akan pernah bersyarat apapun...
Selamanya Cinta tidak akan pernah butuh alasan....

Karena cinta itu datang, merasuk dalam otak, mencampuri darah, menyebar keseluruh tubuh, menggerakkan kita. 







Thursday, April 16, 2015

Lintang Ayu | Jaga Hatimu Agar Tetap Besar

Lintang...
Ketika kesombongan sang malam hadir merajam senja seperti saat energi redup terdesak lelah saat itulah kita harus sadar bahwa sebenarnya kemampuan berfikir kita tidak pernah berada dalam kondisi prima tanpa ada kemerosotan. Kepala kita tidak akan pernah menandingi luasnya alam ini, yang pandai berbagi dalam tugas dan waktunya.

Tapi kita berhak menjadi kuat untuk bertahan dan merengsak maju dalam ribuan langkah kedepan. Mata kita berhak untuk memandang lebih jauh dalam ribuan tahun kedepan. Hidung kita berhak untuk bisa mencium aroma dalam ribuan jarak di depan. Mustahil memang, karena kita dibuat untuk lemah tanpa daya tahan dan juang. Mata kita biasakan hanya untuk memandang sejauh tembok ruang kerja dan hidung hanya terbiasa mencium aroma masakan dalam hantaran angin. Pengaruh lingkungannya atas sempit nya cara pandang memaksa untuk mengerdilkan kita, mengecilkan hati, semangat dan daya juang kita. Lawan dan bebaskan !

Kawan kita lebih banyak dari kemampuan hitung kita dan dunia kita lebih luas dari jarak pandang kita, Lintang. 

Sedikit-banyak, pasang-surut dan sempit-luas adalah ketidak pastian dan ketidak stabilan yang sebenarnya, dan harus kita kendalikan. Sadarilah bahwa sebenarnya alam ini tidak stabil dan selalu bergerak. Bahkan saat diampun sebenarnya kita juga bergerak. Jangan takut lelah untuk bergerak.
Kita tidak memerlukan pembenaran apapun untuk terus bergerak, maka tidak memerlukan alasan apapun untuk tidak berhenti bergerak. Karena bumi selalu mengajak kita untuk bergerak dalam rotasi dan evolusi. 

Lintang...
Aku tidak pernah takut lelah untuk mencintaimu. Aku tidak memerlukan pembenaran apapun untuk terus mencintaimu, maka aku tidak memerlukan alasan apapun untuk tidak berhenti mencintaimu. Karena pembenaran dan alasan apapun itu sebenarnya adalah bukti adanya ketidak pastikan dan ketidak stabilan cinta. 

Lintang....
Aku sudah bisa mencintaimu tanpa pembenaran dan alasan apapun. 

Lintang Ayu....
Lawan dan Bebaskan !!!



Wednesday, April 1, 2015

Lintang Ayu | Jalan Masih Panjang

Lintang Ayu...
Kita adalah bulan dan bumi yang saling bergantian untuk kita, maka dua kaki dari kita harus menyangga dunia kita dan dua kaki lainnya harus berlari mengelilingi bumi untuk membagi pantulan cahaya matahari dari sisi ke sisi saat gelap merajai. diantara dua kaki kita harus saling memperhatikan untuk saling belajar dan memahami, hingga dua kaki kita masing masing saling memiliki dan melangkapi. Kita saling menyangga dan menerangi.

Kita adalah bulan dan bumi yang saling bergantian untuk kita, kita memiliki gravitasi yang kuat hingga dapat saling mempertahankan posisi dan orbit hingga kita tidak terlempar saling berjauhan. Kita tidak terpengaruh oleh waktu, karena waktu yang terpengaruh oleh kita. Atau kita membuat waktu untuk kita sendiri, kita  berkuasa atas diri kita.

Lintang Ayu...

Kita adalah bulan dan bumi yang saling bergantian untuk kita, maka dua mata dari kita harus memberikan isyarat hantaran signal tentang apa yang bumi inginkan, dan dua mata yang lain menterjemahkan dalam pemahaman. tidak akan ada kesalahpahaman dan tanpa pertengkaran hingga bumi dan bulan dihancurkan sesaat setelah terompet kehancuran tiupkan, kemudian menjadi bumi dan bulan baru yang saling mencari dan merindukan di alam baru.


Kita adalah bulan dan bumi yang saling bergantian untuk kita, kita saling mencintai dan memahami.



Tuesday, March 31, 2015

Lintang Ayu | Terompah Bajak Sandal Jawa

Empat belas nol lima terik matahati berangsur redup, aku mencari terompah hitam entah dimana. yakin sekali bahwa mereka ada di susunan bahan pelastik atom bertingkat hijau tua di balik tembok penuh lukisan pensil warna sebelah kananku, namun apa mau dikata ternyata mereka tidak berada ditempaynya. tidak juga berada dibawah tumpukan koran bekas disudut kiri ruang depan seperti biasa. Tidak kelihatan juga samping mesin cuci, Apa lagi didalam saku celana panjang kain hitamku.  pada waktu bersamaan si botak sangat cerewat melalui pesan pendeknya, let’s go dude ! Jangan terlambat !

ternyata mereka berada di bawah gantungan sapu biru samping pintu kayu rumah bagian belakangku,  sudah agak kotor bekas terinjak sesuatu. omaigot, siapa gerangan yg membawanya kemari, koloni semut atau cecurut kah ? Kubersihkan dengan lap basah, segera ku injak mereka dan aku langkahkan kakiku untuk segera keluar dari rumah.


sesekali kuperikasa pesan yg kukirim sejam yg lalu, satu kotak cheklist abu abu dan sebelahnyapun satu cheklist abu abu. ternyata lintang belum membaca pesan kangenku. mungkin dia masih bad feeling setelah kabur semalam dan bermalam di jalan.


kawan...


aku selalu berupaya membangun kondisi dengan meletakkan satu persatu batu kenyaman dan ketenangan untuknya, tapi apa daya malam tadi 27,75 jam yang lalu buldozer yang akuh itu kembali menghancurkannya dengan membabi buta. runtuh sudah bangunan itu, dan kembali lagi harus kubangun satu persatu dari nol kembali. tolong aku Tuhan.


Lintang...


Aku kangen kamu.


kereta bandel ini masih setia menghantarkanku, sofa mini hijau pun terlihat jarang dipergunakan membuatku leluasa memilih sudut samping tiang dingin mengkilat dan sandaran akrilik transparan sebelah kananku, namun dingin ac kereta menembus kukitku. kembali ku lihat pesan tadi, lintang masih belum membacanya,


pandangan pertama adalah rizki, deretan kursi panjang tepat di depan ku, arah pukul 11, artinya 30° samping kiri, ibu ibu muda, berambut lurus pendek, gaul, setengah baya cenderung padat berisi, dengan kaus ketat tipis biru langit, kerah model U  sehingga setengah dada putih kecoklatan bagian atasnya menganga, dengan beberapa tindik di telinganya, dan tangan kanannya seperti toko emas imitasi berjalan, sesekali kedapatan olehku ternyata dia memperhatikanku. dia lempar senyum plus kedipan mata beberapa kali dan alisnya pun di gerakannya ke atas. Mudah mudahan dia bukan pemandu kafe yg sedang keluar kepagian hingga menumpang dalam kereta ini. Aku masih Lanjud dengan tulisan ini, karena bukan dia yg aku cari.


Lintang.....


dimana kamu ?


Kembali aroma khas badannya menghampiriku, semakin dalam hasrat ingin ketemu. Rasa khawatir mulai menggodaku dan berbisik "sabar.. Mungkin HP nya sedang mati" tapi iblis berbisik "sudaaahhh biarkan saja, kalau lagi sibuk mana mungkin ingat kamu" dalam kondisi begini biasanya aku memilih untuk mengikuti kata hati. Rasa kantuk mulai menyerangku dengan bantuan udara dingin  yg keluar dari AC kereta, tapi aku tidak ingin tertidur sebelum ada kabar darinya.


limanelas lima lima. Ternyata sudah saatnya aku turun karena kereta sudah membawaku ke sebuah stasiun transit. Akan Segera ku masukkan HP hitam ini kedalam tas kain hitam. .......


Enam belas Nol satu. Tadi aku kerepotan keluar dari kereta, karena dari luar segerombolan penumpang berdesakan masuk, badanku terdesak dua langkah ke belakang. Bapak bapak konyol berbaju PNS Mendorongku, spontan kubalas dorong dan dia berlalu. Kuambil gambar papan nama stasiun ini dan kirim melalui whatsapp. Naaahhhh.... Dua chek list biru, artinya lintang sudah membaca semua pesanku. Lega rasanya ketika dia katakan bahwa Carger itu tidak mampu menjadi Power Feeder untuk HP ungu barunya,  lintang sudah dirumah dan baik baik saja. Walau masih tetap meninggalkan rasa kangen.


Menanti kereta selanjudnya...


Lelah sudah aku menulis, kubakar benda putih bulat panjang dengan spons terbalut kertas cokelat manis. Buuusssss.... Asap putih kecoklatan kembali meracuni paru paruku.


Tujuh belas dua satu, Caffe Historia. Coffee latte with ice, mineral with ice, smoke. Dan kami bertiga berbicara.


Kosong kosong lima tiga. Home, Badan berkeringat, lengket, mandi. Kembali kulanjudkan aktivitas ku, pecahkan teka teki malam.....


Lintang...


Selamat istirahat, jaga kondisimu, jaga pikiranmu, jaga mentalmu, jaga kesehatanmu, jaga cita citamu. Tinjulah congkaknya dunia saiyangku, merdekakan dirimu. jaga stabilitasmu. Aku mencintaimu.


Kembali racun tar dan nikotin menyusup dalam tenggorokan ku dan segera  menggerogoti sepersekian nano sel paru paruku. Bbbuuussss .... Buuussss .... Bara merah diujung benda yg terletak di antara  jari tengan dan jari telunjukku ini masih enggan untuk padam, dengan suka cita senantiasa menjadi penghantar racun untukku.


Lintang......


tolong hentikan modus operandi racun ini atau dia akan melemahkanku.


Tuesday, March 24, 2015

Lintang Ayu | Kisah Berlanjut

Lintang Ayu...
Gelapnya siang itu pasti tidak pernah memberimu ijin untuk tau bagaimana cara aku menghabiskan malam pertamaku tanpamu setelah vonis putusmu. Badan ini seperti telanjang bulat berulang kali kuyup terendam dalam gelas ukur raksasa berisi alkohol 99 % kemudian tertiup angin hingga cairan itu kering diatas badan, kerontang meninggalkan kerak putih berasa perih di setiap pori tubuhku. Walau sebenarnya aku telah berusaha menipu diriku bahwa dirimu masih bersamaku, tapi aku tak pernah paham mengapa tiba tiba kau hantam aku dan berlalu. 

Lemah aku terbaring diatas permadani hijau putih berbatik tipis di antara kacaunya otak kananku sambil sesekali ku benahi posisi silangan tanganku yang menjadi bantal waktu itu. Lelah aku setelah berkelahi dengan mu malam itu, aku yang sama sekali tidak pandai berkata kata dalam urusan cinta harus behadapan dengan serangan badai dari kelincahan jempolmu. ribuan kali aku membangun membran pertahan dan jutaan kali kau jebol dengan hanya satu ucapan. semakin jauh otak ini menerawang dan hanya gelap yang tersaji dalam imajinasiku.

Lintang ..
Kepuasan setelah vonis putusmu tak akan pernah memberimu kesempatan untuk merasakan bahawa aku sangat mencintaimu pun mungkin hingga saat ini, malam itu aku benar benar terkapar saat telunjukmu menghujam hingga menembus kedalam hatiku. walau sebenarnya kita sama sama tidak tau dimana bara itu menyelinap dan bersembunyi, entah di dalam HP ku atau di dalam HP mu. saat itu kita terlalu sering  membohongi diri seperti ketika tidak pernah benar benar saling berpeluk manja walau kita sama sama tau bahwa  cinta telah mengendap dalam dada kita. malam itu kamu ajak aku dalam pertarunagn psikologi yang sangat rumit dan nyaris menyeret nyawaku untuk keluar dari badan rapuhku.

Lintang Ayu...
cinta kita harus sederhana, bahakan lebih sederhana dari mudahnya lintang berkata "i hate you, i don:t believe you, way do you love me", atau lebih sederhana dari caraku mempercayaimu bahwa lintang bener bener mencintaiku. Ya, cinta kita harus sederhana agar dengan cara yang sederhana pula masa depan kita dapat terajut mewah. aku ingin lintang menyiapkan lahan untuk menanam benih kita hingga berbuah.
Give me your hand and let me lead the way.

 




   

Monday, March 9, 2015

Ketika Peningmu Datang Lagi Lintang

Kita masih sangat baru menjalin hubungan ini, bahkan lebih baru dari peristiwa kecelakaanmu yang sedang kamu lihat beberapa detik yang lalu, tapi aku sangat mencintaimu. Aku tidak pernah menuntut apapun darimu bahkan meminta hanya untuk sekedar diperhatikan walau sebenarnya aku butuh, sungguh aku tidak ingin mengekangmu saiyang, karena cinta seharusnya membebaskan kita, karena cinta adalah percaya. Dengan cara apa lagi aku harus meyakinkanmu bahwa aku serius mencintaimu.

Tapi Lintang ....
Cinta tidak hanya sekedar berbagi, take and give atau bergombal ria seperti yang biasa kamu lakukan dalam candamu. 

Lintang Ayu....
Ketika emosi mu meledak, suntukmu datang dan pening hinggap kembali dalam kepalamu tolong sisakan sedikit cinta untukku. Jangan tinggalkan aku dalam emosimu, suntukmu dan peningmu. Jangan biarkan emosi menguasaimu, Segera kontak aku jika sudah hilang ngambegmu.

-------
Dan sepertinya tidak akan ada lagi kisah asmaraku dengan Lintang Ayu.


Lintang....
Aku akan tetap mencintaimu












Saturday, March 7, 2015

Lintang Ayu, Hidup Ini Terlalu Manja Untuk Ditangisi

Lintang Ayu menyusulku dan merebahkan badanya diatas busa yang terbungkus kain putih, bersih dan beraroma segar tepat disampingku. Badanya yang hanya terbalut selimut coklat muda tebal berbulu lembut sesekali harus tersingkap karena tangannya harus meraihku untuk menjaganya dari dinginnya ruangan dalam suhu 17 derajad.

wajahnya sangat ceria saat itu, binar matanya terang dan bercahaya bintang biduk yang seolah membisikkan di telingaku bahwa ada  sebuah harapan baru dalam hidupnya. Momen ceria itu berlalu dengan sangat singkat sehingga pudar ketika dia dekap erat tangan kananku sembari  memaksaku untuk menjawab pertanyaan itu yang akhirnya menumpahkan air matanya.
Aku hanya jujur atas keinginanku agar dia kembali pada performanya.

Lintang Ayu...
Apa yang akan tersisa dalam hidup ini ketika sebuah kepercayaan diri hancur karena jutaan hujat dan maki disaat keterpurukan terjadi karena sebuah misi yang terlepas dari garis harapan. Secara bersamaan Hujat menjadi perangkat berat dengan tabung giling yang meratakan seluruh batu kali menjadi pasir dan tertiup angin ditelan badai dan maki menjadi mesin cacah dengan serangkai ribuan pisau ss tajam yang merubah jati menjadi tembakau. lantas garu baja itu mengantar kita kedepan mulut lembu dan dikoyaknya jiwa kita.

Lintang....
Ketika diam tanpa denyut, senyap tanpa suara, gelap tanpa cahaya Tak mampu membawa lari kita dari keterpurukan, disaat itulah kita akan mengundang air mata untuk hadir mencemooh kita dengan cara kejam dan membabi buta. Bahkan tanpa ampun merajam kehidupan ini dan memanipulasi pikiran kita menjadi liliput. 

Lintang...
Hidup ini terlalu manja untuk ditangisi, bahkan hidup ini harus kita papah nenuju peraduannya. 

saat itu tanganmu merengkuhku dengan pelukan erat untuk mengusir air matamu. selalu kuingatkan untuk kau aktifkan budi mu, urai semua masalahmu dan aku akan selalu duduk disampingmu, menyaksikan setiap gerakmu dalam memecah kebuntuanmu. 

Lintang...
hidup ini terlalu manja untuk ditangisi. akal dan budi mu akan membangunkan kepercayaan dirimu, jauh lebih kuat dari sebelunya. Aku percaya padamu, lebih dari dirimu sendiri. Buka matamu Lintang, saksikan indahnya dunia bersamaku, hidup ini begitu terang bahkan transparan.

Lintang Ayu...
Percayalah padaku, kepercayaan dirimu tidak tertinggal dalam bagasi mobilmu yang terjual tempo hari, bahkan tidak dalam kotak karton susumu, atau juga tidak dibawa pergi oleh kakak kelasmu yang malas seperti pengidap obesitas akut, lihat lintang ayu, kepercayaan dirimupun tidak terlindas oleh hujat yang menjelma menjadi tabung giling  atau tercacah oleh maki rajam ribuan pisau ss penyacah batang kayu. Dia masih ada di dalam dirimu, bersemayam diantara paru paru alat nafasmu, didalam lapis terdalam jantung hatimu yang selalu tulus untuk berbagi. Bangkitkan dia dalam budimu wahai perempuan yang membuat jantungku kembali berdebar.

bibir kami saling bertemu dan jiwa kami bersatu dalam persetubuhan, desah nafas kami silih berganti menghangatkan ruangan itu. kamipun lelap dalam percintaan dan hasrat hingga alarm itu berbunyi. 

Tuesday, March 3, 2015

Lintang Ayu, marilah kita lawan sang waktu


Cinta
Yaa...cinta ku bertumbuh
Terjerembab dalam pelukmu
Mengurai dentum gelap dlm hidupku

Sekarang
Aq hanya takut, takut saat bahagia itu cepat berlalu, 
tampak terang kembali sirna,
Berkutat lagi hadap karang dlm rintang
Sendiri..sendiri

Tuhan..
Aku Meminta dia u Ku--selamanya
Akan kah???

Mikuuu...ILU,IMU,INU

Tuhan..
Akupun meminta dia untukku--selamanya 
Amin ..


Lintang..
Malam ini jiwa kita saling bersatu, berpacu dalam hangatnya peluk dan cumbu. Akan aku letakkan momen terindah ini pada lapis terbawah dalam hatiku agar sang waktu yang sombong itu tidak mampu merenggutnya dariku karena sudah terlanjur dalam aku mencintaimu. Dan benar, cinta kita bertumbuh, cinta yang membebaskan dan cinta yang bebas dari permainan sang waktu, belenggu nilai dan stigma apapun. 

Lintang...
Kebahagiaan ini tidak akan pernah mengenal waktu maka Jangan pernah takut kepada waktu, karena sang waktu yang congkak tidak akan pernah lebih besar dari kebahagiaan kita. Tidak akan ada satu satuan waktupun yang akan menghantarmu untuk menghadapi karang dalam rintang, karena lintang tidaklah sendiri. Seperti biasa aku akan selalu duduk disampingmu tanpa berbuat apa apa, kecuali hanya menemanimu menyelesaikan satu demi satu masaahmu dan mengangkat satu per satu bebanmu. Hidup ini terang dan indah saiyang, tidak se seram bayang gelapmu. 

Lintang...
ILU2 IMU2 INU2






Monday, March 2, 2015

Lirik Lintang Ayu

Dulu ...
Aku takut kegelapan, cacian,
himpitan dan ketidak adilian
Terus mengerucut pada sadur gelap
menerawang dalam langkah berderap

Kini...
Sejak ada kamu,
Terangku mulai nampak
Sinarku mulai berurai
Ya, aku mau kamu lengkapiku.

Aku bersedia melengkapimu, tapi Lintang Ayu, hilangnya semua ketakutanmu bukan karena ada aku. Aku banyak paham tentangmu bahkan jauh lebih banyak tau darimu. Potensi besar terkandung dalam jiwamu, lebih dari cukup untuk bisa melarikan diri dari dari semua rasa takutmu itu dan berpindah menuju padang yang luas, terang dan bebas. Sama sekali aku tidak melakukan apapun, aku hanya diam duduk di sampingmu. Dirimu yang menyelesaikan semuanya hingga terang itu nampak di sekelilingmu.

Lin....
aku ga bisa bbk

Sunday, March 1, 2015

Aroma Lavender Lintang Ayu

Wahai perempuan yang bersuara manja...
badan ini serasa tak betenaga, lemas bagaikan sumbu kompor tersiram galonan air tak mampulagi untuk berdiri seakan tulang ini terbuat dari terigu bahan pembuatan berhala bagi kaum jahiliyah. Benar saiyang ... siang tadi aku sangat sudah tidur sampai akhirnya aku bongkar galeri dan lihat fotomu saat tersenyum. Tapi aku kehilangan foto tercantikmu saat persiapan "mentas jam 2", hari itu bbm ku diserang intelijen dan hancur berantakan tak ada ampun.
Lintang...
jika dirimu masih ingat berapa jumlah angka dalam jam dinding rumah mu, disana ada 12 angka yg berbeda untuk tanda perputaran setengah harinya,  dan aku ajak lintang untuk melihat angka 11, jam 11 siang tadi, suara gaduh orang berantem mengusik tidurku. Aku terjaga membawa sebongkah hati yang sangat dongkol
karena aku harus terbangun 6 setengah jam lebih awal dari hitungan 8 jam normalku. Jarum pendek berputar sampai menuju angka 12 yang pertama kalinya nyaris aku tidak memejamkan mata, sampai jarum pendek di angka 12 yg kedua kalinya. 24 jam lintang, aku mengidap penyakit susah tidur hari ini. hingga saat ini leleh dan kantuk menyerangku.

Lintang Ayu
saat ini aku di atas pembaringan malam dengan beban kepala yg begitu berat rasa aneh yang luar biasa menyerangku dengan hujaman bau bantal bertubi tubi sehingga ku tak yakin bisa bertahan untuk menanti kalimat terahirmu yang tak kunjung datang hari ini. Entah dimana dirimu bersama sahabat ambon dan ternatemu. Aku masih memanjakan rasa rindu ini dalam sebuah  aroma teraphy lavender oleh oleh dari sahabat karibku, semakin ku hirup aroma itu semakin dalam aku merasakan rindu akan hadirnya dirimu
kurasa dirimu benar benar telah menghabiskan seluruh perhatianku.

Ku palingkan muka kekiri, kulihat ada sebuah benda kotak kecil berwarna putih dengan belasan tombol kuraih dan kunaikkan angkanya menjadi 20 agar hangat ruangan ini sehangat sapaan manismu dalam pesan singkat itu. Jempolku masih menari diatas layar ketik untuk melanjudkan surat ini.

Lin...
parafin dalam tungku aroma teraphy itu tak mampu membuat kamarku menjadi jauh lebih romantis tanpa adanya dirimu disini, bentuknya yang hanya seperti es lilin dengan sumbunya yang pendek hanya mampu menyuguhkan aroma dan bayang tanpa menghadirkan tubuhmu, remang remang cenderung gelap hingga semakin mudah aku membayangkan wajahmu. Semakin menusuk aroma lavender ini, semakin membuatku lebih melayang dalam bayang wajah mu yang sore tadi ku gores dengan pensil virtual 2b ku.

Hi Lintang Ayu yang sangat segan mengucap "i love you" untuk ku ...
mungkin dirimu tak akan pernah percaya jika aku menggoreskan namamu di beberapa tempat di kamarku di depan ku ini arah jam 12 jadi persis di depanku, ada secarik kertas di atas furnis persis di bawah lepie Assus putihku. Disitu bebebrapa jam lalu sambil tersenyum aku goreskan namamu. "Lintang Ayu"
Lintang saiyang ...
aku sedang berusaha tidur cepat malam ini ...
aroma lavender ini semakin mendorongku dalam rindu, bayang wajahmu dalam kerudung basah handuk putihmu itu semakin membuatku tak menentu. Tak mampu lagi aku menahan rasa kantuk ini ...
aku ingin cepat cepat bermimpi memeluk dan menciummu bertubi tubi diatas padang lavender yang lebat dan wangi.

wahai perempuan yang membuatku tergila gila ...
terimalah hantaran jutaan cintaku dalam nampan rinduku.


dalam aroma lavender dan pekatnya rindu